Black hole atau lubang hitam adalah sumber daya tarik dan spekulasi tak berujung. Dianggap memegang rahasia alam semesta hingga kunci perjalanan melintasi waktu? Ia juga punya reputasi horor: disebut-sebut sebagai 'pemicu kiamat'.
Lubang hitam merupakan sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Ia muncul dari kematian sebuah bintang, yang bahkan lebih massif dari Matahari.
Kita mungkin tak pernah tahu kebenaran dari semua teka-teki itu. Apalagi, fisikawan teoritis terkemuka, Stephen Hawking baru-baru ini mengagetkan komunitas ilmuwan dengen mengatakan, lubang hitam sejatinya tak ada -- setidaknya dalam pengertian yang selama ini kita anggap benar.
Apakah Hawking berubah pikiran? Apakah lubang hitam hanya isapan jempol dari imajinasi kolektif kita?
Untungnya tidak. Hawking tidak mengubah pikirannya tentang lubang hitam secara keseluruhan. Ia hanya sedang menyoroti paradoks rumit dalam teori fisika. Khususnya, konflik berkepanjangan antara dua ide fundamental fisika tentang alam semesta: teori relativitas umum Albert Einstein dan dinamika kuantum.
Kebetulan, lingkungan ekstrem di dalam dan di sekitar lubang hitam cocok sebagai 'arena pertarungan' dua teori. Dalam hal ini Hawking menyoroti soal cakrawala peristiwa (event horizon) lubang hitam. Tentang batas yang menjadi unsur utama sebuah lubang hitam.
"Tidak adanya cakrawala peristiwa berarti bahwa tidak ada lubang hitam," tulis Hawking dalam makalah terbarunya, "Information Preservation and Weather Forecasting for Black Holes", seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Senin (27/1/2014).
Untuk diketahui, sebuah lubang hitam memiliki batas yang disebut dengan cakrawala peristiwa (event horizon).
Apapun yang jatuh dan berada pada daerah cakrawala peristiwa baik itu bintang, gas, atau bahkan cahaya maka tidak akan mampu lepas atau melarikan diri darinya. Ibarat pintu, sekali melewatinya, tak ada kesempatan untuk kembali.
Lubang 'Abu-abu'
Menurut New Scientist, Hawking awalnya mengatakan bahwa ketika sebuah lubang hitam mati, maka apapun yang ada di dalamnya akan ikut lenyap bersamanya. Saat itu penulis buku terkenal A Brief History of Time itu percaya bahwa benda apa pun yang terjebak dalam gravitasi lubang hitam tidak bisa lagi ditelusuri.
Tapi saat ini, melalui pertarungan panjang dan adu teori dengan fisikawan lain, Hawking akhirnya mengakui, ada sejumlah hal mungkin dapat lolos dari lubang hitam.
Salah satu penyebabnya, black hole memiliki permukaan yang bisa membuat cahaya terperangkap, namun, bentuknya yang bervariasi membuat cahaya mungkin lolos darinya. Sebuah pengakuan diungkap Hawking. Ia mengatakan, idenya bahwa semua hal dihancurkan oleh lubang hitam sebagai "kesalahan terbesar."
Hawking berpikir bahwa ide di balik cakrawala peristiwa (event horizon) harus dikerjakan ulang -- alih-alih mendenifisikan sebagai garis di mana cahaya sekalipun tak bisa lolos.
Ia lantas mencetuskan soal "apparent horizon" atau cakrawala jelas -- yang bisa mengubah bentuk berdasarkan fluktuasi kuantum di dalam lubang hitam. Hampir seperti sebuah "wilayah abu-abu" untuk fisika ekstrem. Apparent horizon tidak akan melanggar baik prinsip relativitas umum atau dinamika kuantum -- dua teori fundamental alam semesta yang saling bertentangan.
Dalam teori relativitas umum, cakrawala jelas adalah permukaan yang merupakan batas antara cahaya yang diarahkan ke luar dan bergerak ke arah luar, dan mereka yang diarahkan ke luar tapi bergerak ke dalam.
"Jadi, seperti prakiraan cuaca di Bumi, informasi akan hilang secara efektif, meskipun tidak akan ada kehilangan unitarity-nya , " tulis Hawking.
Meski mengagetkan, sejumlah ilmuwan merespon apa yang disampaikan Hawking. "Gambaran Hawking terdengar masuk akal," kata Don Page, seorang ahli fisika dan ahli lubang hitam dari University of Alberta di Edmonton, Kanada, kepada jurnal Nature.
"Anda bisa bilang sangat radikal (Hawking) mengusulkan bahwa cakrawala peristiwa tidak ada. Tapi ini adalah kondisi yang sangat kuantum, dan ada ambiguitas tentang ruang dan waktu alam semesta, apalagi menentukan apakah ada daerah tertentu dapat disebut sebagai cakrawala peristiwa."
Namun, bukan berarti astronot akan antre untuk menyelam ke dalam lubang hitam dalam waktu dekat.
Seperti dimuat dalam Nature, sebuah cakrawala jelas jelas tidak akan membakar manusia sampai garing seperti cakrawala peristiwa. Namun, bukan berarti Anda akan baik-baik saja melewatinya.
"Setiap informasi atau objek lolos sebuah lubang hitam dalam skenario ini (cakrawala jelas) akan 'sangat kacau'," kata Hawking sendiri. (Ein/Yus)
Baca juga:
Bisakah Manusia Ciptakan Black Hole Pemicu `Kiamat` Bumi?
Kekuatan Mengagumkan `Lubang Hitam` Raksasa Tertangkap Kamera
Ditemukan, Pusaran Air Setara `Black Hole` di Samudera Atlantik
Lubang hitam merupakan sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Ia muncul dari kematian sebuah bintang, yang bahkan lebih massif dari Matahari.
Kita mungkin tak pernah tahu kebenaran dari semua teka-teki itu. Apalagi, fisikawan teoritis terkemuka, Stephen Hawking baru-baru ini mengagetkan komunitas ilmuwan dengen mengatakan, lubang hitam sejatinya tak ada -- setidaknya dalam pengertian yang selama ini kita anggap benar.
Apakah Hawking berubah pikiran? Apakah lubang hitam hanya isapan jempol dari imajinasi kolektif kita?
Untungnya tidak. Hawking tidak mengubah pikirannya tentang lubang hitam secara keseluruhan. Ia hanya sedang menyoroti paradoks rumit dalam teori fisika. Khususnya, konflik berkepanjangan antara dua ide fundamental fisika tentang alam semesta: teori relativitas umum Albert Einstein dan dinamika kuantum.
Kebetulan, lingkungan ekstrem di dalam dan di sekitar lubang hitam cocok sebagai 'arena pertarungan' dua teori. Dalam hal ini Hawking menyoroti soal cakrawala peristiwa (event horizon) lubang hitam. Tentang batas yang menjadi unsur utama sebuah lubang hitam.
"Tidak adanya cakrawala peristiwa berarti bahwa tidak ada lubang hitam," tulis Hawking dalam makalah terbarunya, "Information Preservation and Weather Forecasting for Black Holes", seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Senin (27/1/2014).
Untuk diketahui, sebuah lubang hitam memiliki batas yang disebut dengan cakrawala peristiwa (event horizon).
Apapun yang jatuh dan berada pada daerah cakrawala peristiwa baik itu bintang, gas, atau bahkan cahaya maka tidak akan mampu lepas atau melarikan diri darinya. Ibarat pintu, sekali melewatinya, tak ada kesempatan untuk kembali.
Lubang 'Abu-abu'
Menurut New Scientist, Hawking awalnya mengatakan bahwa ketika sebuah lubang hitam mati, maka apapun yang ada di dalamnya akan ikut lenyap bersamanya. Saat itu penulis buku terkenal A Brief History of Time itu percaya bahwa benda apa pun yang terjebak dalam gravitasi lubang hitam tidak bisa lagi ditelusuri.
Tapi saat ini, melalui pertarungan panjang dan adu teori dengan fisikawan lain, Hawking akhirnya mengakui, ada sejumlah hal mungkin dapat lolos dari lubang hitam.
Salah satu penyebabnya, black hole memiliki permukaan yang bisa membuat cahaya terperangkap, namun, bentuknya yang bervariasi membuat cahaya mungkin lolos darinya. Sebuah pengakuan diungkap Hawking. Ia mengatakan, idenya bahwa semua hal dihancurkan oleh lubang hitam sebagai "kesalahan terbesar."
Hawking berpikir bahwa ide di balik cakrawala peristiwa (event horizon) harus dikerjakan ulang -- alih-alih mendenifisikan sebagai garis di mana cahaya sekalipun tak bisa lolos.
Ia lantas mencetuskan soal "apparent horizon" atau cakrawala jelas -- yang bisa mengubah bentuk berdasarkan fluktuasi kuantum di dalam lubang hitam. Hampir seperti sebuah "wilayah abu-abu" untuk fisika ekstrem. Apparent horizon tidak akan melanggar baik prinsip relativitas umum atau dinamika kuantum -- dua teori fundamental alam semesta yang saling bertentangan.
Dalam teori relativitas umum, cakrawala jelas adalah permukaan yang merupakan batas antara cahaya yang diarahkan ke luar dan bergerak ke arah luar, dan mereka yang diarahkan ke luar tapi bergerak ke dalam.
"Jadi, seperti prakiraan cuaca di Bumi, informasi akan hilang secara efektif, meskipun tidak akan ada kehilangan unitarity-nya , " tulis Hawking.
Meski mengagetkan, sejumlah ilmuwan merespon apa yang disampaikan Hawking. "Gambaran Hawking terdengar masuk akal," kata Don Page, seorang ahli fisika dan ahli lubang hitam dari University of Alberta di Edmonton, Kanada, kepada jurnal Nature.
"Anda bisa bilang sangat radikal (Hawking) mengusulkan bahwa cakrawala peristiwa tidak ada. Tapi ini adalah kondisi yang sangat kuantum, dan ada ambiguitas tentang ruang dan waktu alam semesta, apalagi menentukan apakah ada daerah tertentu dapat disebut sebagai cakrawala peristiwa."
Namun, bukan berarti astronot akan antre untuk menyelam ke dalam lubang hitam dalam waktu dekat.
Seperti dimuat dalam Nature, sebuah cakrawala jelas jelas tidak akan membakar manusia sampai garing seperti cakrawala peristiwa. Namun, bukan berarti Anda akan baik-baik saja melewatinya.
"Setiap informasi atau objek lolos sebuah lubang hitam dalam skenario ini (cakrawala jelas) akan 'sangat kacau'," kata Hawking sendiri. (Ein/Yus)
Baca juga:
Bisakah Manusia Ciptakan Black Hole Pemicu `Kiamat` Bumi?
Kekuatan Mengagumkan `Lubang Hitam` Raksasa Tertangkap Kamera
Ditemukan, Pusaran Air Setara `Black Hole` di Samudera Atlantik