Mantan Presiden El Salvador Francisco Flores mencoba melarikan diri keluar negeri saat ia tengah diselidiki atas kasus korupsi dana bantuan dari Taiwan sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 121,6 miliar.
Presiden El Salvador yang menjabat saat ini, Mauricio Funes menyatakan, Fransisco berusaha melarikan diri ke luar negeri dengan menumpang bus. Kemudian seorang petugas perbatasan melihat tindak-tanduk aneh di kendaraan yang ditumpangi Flores. Hingga pada akhirnya mantan presiden itu ditangkap petugas imigrasi.
"Kejadian itu pada pukul 11 (menjelang siang). Mantan presiden berusaha meninggalkan negara dengan menumpang sebuah bus di Perlintasan La Hachadyra dan ia melewati pemeriksaan imigrasi dan berusaha melarikan diri dari sidang pengadilan," ujar Mauricio, seperti dimuat Zee News, Rabu (29/1/2014).
"Kami membawa dia kembali karena ia tidak melaporkan tentang keberangkatannya. Ia bersembunyi di sana. Hanya sopir melaporkan ia berada di sana," imbuh dia. Flores akan menghadap tim pengawas dari parlemen yang menyelidiki kasus sumbangan itu.
Funes sebelumnya menyatakan, ada 3 cek masing-masing senilai US$ 1 juta, US$ 4 juta dan US$ 5 juta yang dikeluarkan Bank of New York atas nama Taiwan. Uang tersebut disahkan Fransisco.
"Cek-cek itu kemudian diterima cabang bank Banco Cuscatlan di Costa Rica dan dikirim ke sebuah bank di Bahama, melalui bank lain di Miami, Amerika Serikat," kata Mauricio. "Taiwan menyumbang uang untuk El Salvador antara tahun 2003 dan 2004."
Sementara itu, Francisco memang mengakui menerima uang itu. Namun ia membantah telah menyelewengkan dana tersebut. Ia mengaku telah menyerahkan uang itu melalui jalur yang benar. Namun Mauricio mempertanyakan apakah pernyataan Francisco itu benar.
"Jika ia merasa bersih, jika ia tidak melakukan apa pun dengan uang 10 juta dolar itu mengapa berusaha meninggalkan negara dari pelintasan perbatasan Hachadura?" tanya Mauricio.
Mauricio pun menegaskan, Francisco harus jantan untuk menampilkan dirinya di hadapan para anggota parlemen yang mengusut kasus itu. Jika tidak, ia akan dijemput paksa oleh polisi.
Dalam pemeriksaan sebelumya, Flores mengaku bahwa ia tidak menerima dana dari Taiwan itu untuk rekening kerja sama pemerintah, melainkan menerimanya atas nama pribadi dari Presiden Taiwan.
"Sumbangan-sumbangan itu memang sudah biasa dan Taiwan selama bertahun-tahun telah memberikan sumbangan kepada negara-negara yang mengakuinya secara diplomatik," ujar Francisco.
Sejauh ini, ada 22 negara, yang sebagian besar dari Amerika Tengah dan Karibia, yang mengakui negara Taiwan secara diplomatik. China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang memberontak dan harus digabungkan kembali dengan wilayah daratan. (Riz/Ado)
Baca juga:
`Perbudakan Seks` di Balik Stadion Pembukaan Piala Dunia Brasil
Jelang Piala Dunia 2014, PSK Brasil Kursus Bahasa Inggris
Polisi New York Bongkar `Perbudakan Seksual` di Ajang Super Bowl
Presiden El Salvador yang menjabat saat ini, Mauricio Funes menyatakan, Fransisco berusaha melarikan diri ke luar negeri dengan menumpang bus. Kemudian seorang petugas perbatasan melihat tindak-tanduk aneh di kendaraan yang ditumpangi Flores. Hingga pada akhirnya mantan presiden itu ditangkap petugas imigrasi.
"Kejadian itu pada pukul 11 (menjelang siang). Mantan presiden berusaha meninggalkan negara dengan menumpang sebuah bus di Perlintasan La Hachadyra dan ia melewati pemeriksaan imigrasi dan berusaha melarikan diri dari sidang pengadilan," ujar Mauricio, seperti dimuat Zee News, Rabu (29/1/2014).
"Kami membawa dia kembali karena ia tidak melaporkan tentang keberangkatannya. Ia bersembunyi di sana. Hanya sopir melaporkan ia berada di sana," imbuh dia. Flores akan menghadap tim pengawas dari parlemen yang menyelidiki kasus sumbangan itu.
Funes sebelumnya menyatakan, ada 3 cek masing-masing senilai US$ 1 juta, US$ 4 juta dan US$ 5 juta yang dikeluarkan Bank of New York atas nama Taiwan. Uang tersebut disahkan Fransisco.
"Cek-cek itu kemudian diterima cabang bank Banco Cuscatlan di Costa Rica dan dikirim ke sebuah bank di Bahama, melalui bank lain di Miami, Amerika Serikat," kata Mauricio. "Taiwan menyumbang uang untuk El Salvador antara tahun 2003 dan 2004."
Sementara itu, Francisco memang mengakui menerima uang itu. Namun ia membantah telah menyelewengkan dana tersebut. Ia mengaku telah menyerahkan uang itu melalui jalur yang benar. Namun Mauricio mempertanyakan apakah pernyataan Francisco itu benar.
"Jika ia merasa bersih, jika ia tidak melakukan apa pun dengan uang 10 juta dolar itu mengapa berusaha meninggalkan negara dari pelintasan perbatasan Hachadura?" tanya Mauricio.
Mauricio pun menegaskan, Francisco harus jantan untuk menampilkan dirinya di hadapan para anggota parlemen yang mengusut kasus itu. Jika tidak, ia akan dijemput paksa oleh polisi.
Dalam pemeriksaan sebelumya, Flores mengaku bahwa ia tidak menerima dana dari Taiwan itu untuk rekening kerja sama pemerintah, melainkan menerimanya atas nama pribadi dari Presiden Taiwan.
"Sumbangan-sumbangan itu memang sudah biasa dan Taiwan selama bertahun-tahun telah memberikan sumbangan kepada negara-negara yang mengakuinya secara diplomatik," ujar Francisco.
Sejauh ini, ada 22 negara, yang sebagian besar dari Amerika Tengah dan Karibia, yang mengakui negara Taiwan secara diplomatik. China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang memberontak dan harus digabungkan kembali dengan wilayah daratan. (Riz/Ado)
Baca juga:
`Perbudakan Seks` di Balik Stadion Pembukaan Piala Dunia Brasil
Jelang Piala Dunia 2014, PSK Brasil Kursus Bahasa Inggris
Polisi New York Bongkar `Perbudakan Seksual` di Ajang Super Bowl