Tak mudah berstatus kaum hawa di India. Bayi perempuan yang lahir seringkali dianggap 'beban', bahkan tidak sedikit yang menjadi korban pembunuhan orangtua sendiri.
Mahar atau mas kawin jadi biang keladi. Emas, kain sari mahal, dan barang mewah wajib diberikan keluarga perempuan pada mempelai laki-laki saat pernikahan. Tak sampai di situ, aturan tak tertulis mengharuskan keluarga pengantin perempuan untuk terus memberi.
Hanya karena mahar itu juga, nyawa Annu Devi dan bayi perempuannya melayang dengan tragis. Keduanya disiram minyak tanah, lalu api disulutkan ke tubuh mereka. Bocah berusia 1 tahun itu tewas seketika, sementara, ibunya meninggal di rumah sakit akibat luka bakar parah yang dideritanya.
Kejadian sadis itu terjadi di rumah mereka di sebuah desa di Distrik Dumka, India pada 30 januari 2014. Pelakunya diduga suami Annu Devi dan mertuanya.
Polisi kini telah menahan para tersangka. Petugas kepolisian negara bagian Jharkhand, Inspektur N.K. Mishra mengatakan, pembunuhan sadis itu diduga terkait sengketa mahar antara orangtua dan mertua korban.
Saat ditanya apakah fakta bahwa Devi melahirkan anak perempuan juga menjadi motif pembunuhan, Mishra menyatakan, mungkin saja.
"Itu bisa menjadi faktor. Namun, insiden tersebut terkait mahar mahar. Keluarga Devi mengatakan dalam pengaduannya, Devi sering dimintai uang dan hal-hal lainnya,” kata Mishra seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (3/2/2014). "Devi menikah 3 tahun lalu," tambah dia.
Memicu Kekerasan
Meski mahar secara resmi dilarang di India, namun memberikan barang-barang mewah pada mempelai pria dan keluarganya masih menjadi praktik jamak di India.
Sistem mahar di India menjadi penyebab kriminal nomor satu melalui: memicu pemerasan, kekerasan, penyiksaan, dan pembunuhan perempuan.
Ribuan perempuan muda dibakar sampai mati karena suami atau keluarganya berpendapat uang maharnya tidak cukup. Menurut data kepolisian India, ada 8.233 kasus pembunuhan terhadap perempuan gara-gara mahar pada tahun 2012.
Memiliki anak perempuan dianggap jadi beban. Badan PBB untuk masalah anak-anak, UNICEF, hampir 50 juta anak perempuan di India dihilangkan paksa.
Belakangan, cara baru dilakukan para orang tua yang frustasi ingin memiliki anak laki-laki: memaksa anak perempuannya -- berusia satu sampai lima tahun -- menjalani operasi ganti kelamin.
Ahli bedah di Kota Indore dilaporkan telah mengubah kelamin ratusan anak perempuan dalam setahun. Caranya, memompa obat-obatan hormon ke tubuh mereka. Lalu, dokter akan 'membuat' penis menggunakan jaringan dari organ kelamin bocah perempuan.
Menurut koran terkemuka India, Hindustan Times, tren mengejutkan ini dikenal sebagai genitoplasty. Para orang tua kaya asal Delhi dan Mumbai dilaporkan berbondong-bondong ke Indore untuk mendapatkan operasi ganti kelamin dengan biaya relatif murah. Sekitar 2.000 poundsterling. (Ris/Ein)
Baca juga:
Pemerkosa Merajalela, Pistol Mungil Dibuat untuk Perempuan India
Bajak Twitter Suami yang Selingkuh, Istri Menteri Tewas Tak Wajar
Keturunan Raja Pendiri Taj Mahal Hidup Sengsara di Kampung Kumuh
Mahar atau mas kawin jadi biang keladi. Emas, kain sari mahal, dan barang mewah wajib diberikan keluarga perempuan pada mempelai laki-laki saat pernikahan. Tak sampai di situ, aturan tak tertulis mengharuskan keluarga pengantin perempuan untuk terus memberi.
Hanya karena mahar itu juga, nyawa Annu Devi dan bayi perempuannya melayang dengan tragis. Keduanya disiram minyak tanah, lalu api disulutkan ke tubuh mereka. Bocah berusia 1 tahun itu tewas seketika, sementara, ibunya meninggal di rumah sakit akibat luka bakar parah yang dideritanya.
Kejadian sadis itu terjadi di rumah mereka di sebuah desa di Distrik Dumka, India pada 30 januari 2014. Pelakunya diduga suami Annu Devi dan mertuanya.
Polisi kini telah menahan para tersangka. Petugas kepolisian negara bagian Jharkhand, Inspektur N.K. Mishra mengatakan, pembunuhan sadis itu diduga terkait sengketa mahar antara orangtua dan mertua korban.
Saat ditanya apakah fakta bahwa Devi melahirkan anak perempuan juga menjadi motif pembunuhan, Mishra menyatakan, mungkin saja.
"Itu bisa menjadi faktor. Namun, insiden tersebut terkait mahar mahar. Keluarga Devi mengatakan dalam pengaduannya, Devi sering dimintai uang dan hal-hal lainnya,” kata Mishra seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (3/2/2014). "Devi menikah 3 tahun lalu," tambah dia.
Memicu Kekerasan
Meski mahar secara resmi dilarang di India, namun memberikan barang-barang mewah pada mempelai pria dan keluarganya masih menjadi praktik jamak di India.
Sistem mahar di India menjadi penyebab kriminal nomor satu melalui: memicu pemerasan, kekerasan, penyiksaan, dan pembunuhan perempuan.
Ribuan perempuan muda dibakar sampai mati karena suami atau keluarganya berpendapat uang maharnya tidak cukup. Menurut data kepolisian India, ada 8.233 kasus pembunuhan terhadap perempuan gara-gara mahar pada tahun 2012.
Memiliki anak perempuan dianggap jadi beban. Badan PBB untuk masalah anak-anak, UNICEF, hampir 50 juta anak perempuan di India dihilangkan paksa.
Belakangan, cara baru dilakukan para orang tua yang frustasi ingin memiliki anak laki-laki: memaksa anak perempuannya -- berusia satu sampai lima tahun -- menjalani operasi ganti kelamin.
Ahli bedah di Kota Indore dilaporkan telah mengubah kelamin ratusan anak perempuan dalam setahun. Caranya, memompa obat-obatan hormon ke tubuh mereka. Lalu, dokter akan 'membuat' penis menggunakan jaringan dari organ kelamin bocah perempuan.
Menurut koran terkemuka India, Hindustan Times, tren mengejutkan ini dikenal sebagai genitoplasty. Para orang tua kaya asal Delhi dan Mumbai dilaporkan berbondong-bondong ke Indore untuk mendapatkan operasi ganti kelamin dengan biaya relatif murah. Sekitar 2.000 poundsterling. (Ris/Ein)
Baca juga:
Pemerkosa Merajalela, Pistol Mungil Dibuat untuk Perempuan India
Bajak Twitter Suami yang Selingkuh, Istri Menteri Tewas Tak Wajar
Keturunan Raja Pendiri Taj Mahal Hidup Sengsara di Kampung Kumuh