Skandal penyadapan sempat membuat hubungan Indonesia dengan Australia tegang. Sementara Amerika Serikat disebut-sebut sebagai pihak yang membantu Australia membantu dan bekerja sama dalam penyadapan ke Indonesia.
Duta Besar (Dubes) AS untuk RI Robert Blake menjelaskan isu skandal penyadapan tersebut. Dia mengatakan, pemerintah Presiden Barack Obama hanya bermaksud untuk melindungi keamanan negara.
"Kami tidak bermaksud unutuk memonitor, baik percakapan telepon maupun surat elektronik dari masyarakat di mana pun. Kami juga tidak akan melakukan hal yang sama dari petinggi negara dan negara-negara sahabat. Semoga hal ini dapat memberikan kenyamanan bagi warga Indonesia," kata Robert dalam wawancara khusus dengan Liputan 6 SCTV yang ditayangkan, Senin (10/2/2014) pagi.
Robert berharap isu penyadapan tersebut tidak menimbulkan dampak berkepanjangan dan bisa terus bekerja sama dengan Indonesia. "Seperti kita ketahui, Presiden Obama telah menyelesaikan soal isu pembocoran oleh Snowden. Bagaimana pertahanan nasional menjalankan tugasnya, khususnya bagian intelijen," tandas Robert.
Lewat bocoran Edward Snowden, media Inggris The Guardian edisi 2 November 2013, menulis, badan intelijen Australia (DSD) dan badan intelijen AS (NSA) mengumpulkan nomor kontak para pejabat tinggi bidang keamanan Indonesia saat KTT berlangsung.
"Tujuan dari operasi (penyadapan) ini untuk membangun struktur jaringan komunikasi di Indonesia saat berada dalam keadaan darurat," demikian yang tertulis dalam bocoran Snowden, yang dikutip Liputan6.com, Minggu 3 November 2013. (Riz)Â
Baca juga:
[VIDEO] Dubes AS: Saya Sangat Terkesan dengan Indonesia
Presiden Obama Usulkan Michael Rogers Bos Baru NSA
Soal Penyadapan, Kanselir Jerman Kembali Kecam AS dan Inggris
Dubes Robert Blake Jelaskan Isu Penyadapan AS ke RI
Robert Blake menjelaskan pemerintah Presiden Barack Obama hanya bermaksud untuk melindungi keamanan negara.
Advertisement