Sukses

Tembak Agen `Fast and Furious` AS, Pria Meksiko Dibui 30 Tahun

Manuel merupakan tersangka pertama yang dijerat hukum dalam kasus penembakan terkait operasi 'Fast and Furious'.

Seorang pria asal Meksiko dijatuhi hukuman penjara 30 tahun atas penembakan terhadap seorang agen pemerintah AS yang melancarkan operasi 'Fast and Furious' di perbatasan. Lelaki bernama Manuel Osorio-Arellanes itu juga harus menjalani wajib lapor selama 5 tahun setelah dirinya bebas dari penjara.

Seperti dimuat CNN, Selasa (11/2/2014), Manuel mengaku bersalah atas penembakan yang dilakukan dirinya terhadap agen bernama Brian Terry pada Desember 2012.

Dalam persidangan, Manuel menjelaskan, saat kejadian, tepatnya pada 14 Desember 2010, dia dan empat anak buahnya sedang mencari pengedar narkoba sebagai target perampokan. Kemudian sekelompok agen AS datang dan melancarkan operasi 'Fast and Furious'.

Meski mengaku bersalah, Manuel mengatakan, yang menembak Terry adalah anak buahnya. Ia sama sekali tak mengaku bahwa ia adalah pelakunya. 

Meski demikian, pihak keluarga Terry berharap polisi bisa menangkap pelaku lain yang juga terlibat dalam penembakan.

"Hukuman 30 tahun memang tepat, tapi kami berharap semua tersangka bisa diseret ke pengadilan," ujar salah seorang anggota keluarga Terry.

Manuel merupakan tersangka pertama yang dijerat hukum dalam kasus penembakan terkait operasi 'Fast and Furious', operasi pemberantasan penjualan senjata oleh Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) wilayah Arizona, dan Phoenix, AS. Dalam operasi yang digelar pada 2009 hingga 2010, agen AS menargetkan penangkapan terhadap kartel narkoba.

Operasi tersebut bertujuan mencari tahu siapa penjahat yang menggunakan senjata yang dibeli dari AS. Operasi digelar dengan cara menjual 2.000 pucuk senjata kepada sejumlah pihak yang dipercaya sebagai penjahat. Senjata itu kemudian ditelusuri siapa pengguna terakhirnya. (Riz/Yus)

Baca juga:

Obama Selingkuh dengan Beyonce? Washington Post: Tidak Benar
Media Perancis Tuding Obama Selingkuh dengan Beyonce
Dubes Robert Blake Jelaskan Isu Penyadapan AS ke RI

Video Terkini