Di Belanda, seseorang boleh memilih untuk mati. Parlemen Negeri Kincir Angin pada 29 November 2000 telah menyetujui UU yang melegalkan euthanasia.
Mantan Menteri Kesehatan Els Borst menjadi salah satu figur di balik UU kontroversial itu. Ia yang merancangnya.
Kini, kabar terbaru muncul dari mantan Bu Menkes. Ia ditemukan tewas di garasi rumahnya. Penyebab kematiannya masih misterius. Bukan pula lantaran euthanasia yang ia gagas.
Seperti dimuat Daily Mail, Selasa 11 Februari 2014, pihak Kepolisian Utrecht mengatakan uji post-mortem awal yang dilakukan untuk menguak penyebab kematian Borst belum bisa menyimpulkan apapun. Namun, penyebab alami telah dikesampingkan dalam kematian perempuan berusia 81 tahun itu.
Juru bicara kepolisian menduga, Borst tewas akibat kecelakaan atau mungkin menjadi korban kejahatan. Namun, aparat belum bisa mengumumkan penyebab pasti hingga pengujian selesai dilakukan.
Sebelumnya, Borst terlihat baik-baik saja saat datang ke acara partainya, Sabtu pekan lalu. Namun, Senin pagi 10 Februari 2014, jasadnya ditemukan di rumahnya di Bilthoven, daerah pinggiran Utrecht oleh seorang temannya.
Borst, akademisi medis yang menjadi Menteri Kesehatan pada 1994 hingga 2002 adalah salah satu perempuan terkemuka dalam perpolitikan Belanda dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai salah satu perempuan Belanda yang menduduki jabatan tinggi, ia pernah memegang gelar sebagai 'menteri negara' -- salah satu jabatan yang punya paspor diplomatik dan bisa mewakili negara di dunia internasional.
Dalam UU euthanasia Belanda, yang dikodifikasi dari praktik lama, membolehkan euthanasia atau suntik mati pada pasien sakit parah, yang menderita akibat penyakitnya dan tak punya kesempatan untuk sembuh.
Sebelum dilaksanakan, permohonan euthanasia harus disetujui oleh 2 dokter. Kala itu, Borst mempertahankan kebijakan euthanasia di dalam negeri maupun luar negeri sebagai langkah yang humanis, meski protes dan kritik tajam diarahkan oleh kelompok relijius.
"Aku harap pemerintah lain akan menemukan keberanian dan mengikutinya," kata dia pada 2001.
Dalam sebuah wawancara dengan NRC, Borst secara prinsip mengaku tak menolak ide 'pil bunuh diri' bagi setiap orang sepuh yang merasa sudah selesai dengan hidupnya. "Tapi, kita harus melakukan diskusi sosial menyeluruh tentang ini," kata dia.
Dalam beberapa dekade, jumlah orang Belanda yang mendukung euthanasia makin bertambah.
Sementara, Perdana Menteri Mark Rutte memuji mendiang Borst sebagai 'profesional yang bijak'. "Ia memenangkan hati banyak orang dengan keterbukaan , kelembutan dan kejujuran," katanya. (Ein/Yus)
Baca juga:
Stephen Hawking Dukung Opsi `Bunuh Diri`
Ditemukan, Jasad `Terkubur` Es Selama 34 Tahun
Â
Mantan Menteri Kesehatan Els Borst menjadi salah satu figur di balik UU kontroversial itu. Ia yang merancangnya.
Kini, kabar terbaru muncul dari mantan Bu Menkes. Ia ditemukan tewas di garasi rumahnya. Penyebab kematiannya masih misterius. Bukan pula lantaran euthanasia yang ia gagas.
Seperti dimuat Daily Mail, Selasa 11 Februari 2014, pihak Kepolisian Utrecht mengatakan uji post-mortem awal yang dilakukan untuk menguak penyebab kematian Borst belum bisa menyimpulkan apapun. Namun, penyebab alami telah dikesampingkan dalam kematian perempuan berusia 81 tahun itu.
Juru bicara kepolisian menduga, Borst tewas akibat kecelakaan atau mungkin menjadi korban kejahatan. Namun, aparat belum bisa mengumumkan penyebab pasti hingga pengujian selesai dilakukan.
Sebelumnya, Borst terlihat baik-baik saja saat datang ke acara partainya, Sabtu pekan lalu. Namun, Senin pagi 10 Februari 2014, jasadnya ditemukan di rumahnya di Bilthoven, daerah pinggiran Utrecht oleh seorang temannya.
Borst, akademisi medis yang menjadi Menteri Kesehatan pada 1994 hingga 2002 adalah salah satu perempuan terkemuka dalam perpolitikan Belanda dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai salah satu perempuan Belanda yang menduduki jabatan tinggi, ia pernah memegang gelar sebagai 'menteri negara' -- salah satu jabatan yang punya paspor diplomatik dan bisa mewakili negara di dunia internasional.
Dalam UU euthanasia Belanda, yang dikodifikasi dari praktik lama, membolehkan euthanasia atau suntik mati pada pasien sakit parah, yang menderita akibat penyakitnya dan tak punya kesempatan untuk sembuh.
Sebelum dilaksanakan, permohonan euthanasia harus disetujui oleh 2 dokter. Kala itu, Borst mempertahankan kebijakan euthanasia di dalam negeri maupun luar negeri sebagai langkah yang humanis, meski protes dan kritik tajam diarahkan oleh kelompok relijius.
"Aku harap pemerintah lain akan menemukan keberanian dan mengikutinya," kata dia pada 2001.
Dalam sebuah wawancara dengan NRC, Borst secara prinsip mengaku tak menolak ide 'pil bunuh diri' bagi setiap orang sepuh yang merasa sudah selesai dengan hidupnya. "Tapi, kita harus melakukan diskusi sosial menyeluruh tentang ini," kata dia.
Dalam beberapa dekade, jumlah orang Belanda yang mendukung euthanasia makin bertambah.
Sementara, Perdana Menteri Mark Rutte memuji mendiang Borst sebagai 'profesional yang bijak'. "Ia memenangkan hati banyak orang dengan keterbukaan , kelembutan dan kejujuran," katanya. (Ein/Yus)
Baca juga:
Stephen Hawking Dukung Opsi `Bunuh Diri`
Ditemukan, Jasad `Terkubur` Es Selama 34 Tahun
Â