Ada-ada saja larangan yang digagas pemerintah Kazakhstan ini. Para wanita di negara itu, tak boleh lagi mengenakan pakaian dalam berenda, alih-alih alasan kesehatan. Alhasil, para wanita yang tak setuju dengan aturan tersebut pun turun ke jalan.
"Renda tidak menyerap kelembaban. Peraturan tersebut sebenarnya telah disetujui kembali pada tahun 2011, namun belum diberlakukan sampai sekarang," ungkap para pejabat seperti dikutip Liputan6.com dari CNN, Rabu (19/2/2014).
Para demonstran yang dianggap mengganggu ketertiban itu pun segera diamankan petugas.
"Pihak berwenang di Kazakhstan telah menahan beberapa wanita yang memprotes larangan mengenakan pakaian dalam berenda," demikian tulis CNN.
Dalam aksinya sebelum diamankan petugas, para demonstran itu memamerkan pakaian dalam yang mereka bawa.
"Salah satu dari 7 perempuan pada demonstrasi di Almaty melambaikan pakaian dalam yang mereka sebut pakaian dalam berenda terakhir," begitu laporan situs Vlast.kz.
Aksi itu memang tak diikuti banyak peserta. Hanya beberapa gelintir saja. Ternyata, menurut pengakuan demonstran lain kepada independen Rain TV Rusia, penduduk setempat telah menerima pesan pada ponsel yang didesak untuk tinggal di rumah dan tak ikut protes.
Akibat larangan itu, produksi, impor dan penjualan pakaian dalam berenda pun akan berhenti pada bulan Juli 2014 sesuai dengan pemberlakuannya di Kazakhstan, Rusia dan Belarus di bawah Moskow. Di bawah pimpinan Customs Union.
Seperti dilansir dari Mirror.co.uk, diperkirakan outlet pakaian lingerie Rusia akan membuang 90 persen saham mereka akibat larangan penjualan pakaian berenda itu.
Masih dari pemberitaan media Inggris itu, larangan penggunaan pakaian dalam berenda itu disebutkan bertujuan untuk melindungi konsumen dari produk-produk berkualitas rendah yang terbuat dari bahan di bawah standar. (Tnt/Sss)
Baca juga:
"Renda tidak menyerap kelembaban. Peraturan tersebut sebenarnya telah disetujui kembali pada tahun 2011, namun belum diberlakukan sampai sekarang," ungkap para pejabat seperti dikutip Liputan6.com dari CNN, Rabu (19/2/2014).
Para demonstran yang dianggap mengganggu ketertiban itu pun segera diamankan petugas.
"Pihak berwenang di Kazakhstan telah menahan beberapa wanita yang memprotes larangan mengenakan pakaian dalam berenda," demikian tulis CNN.
Dalam aksinya sebelum diamankan petugas, para demonstran itu memamerkan pakaian dalam yang mereka bawa.
"Salah satu dari 7 perempuan pada demonstrasi di Almaty melambaikan pakaian dalam yang mereka sebut pakaian dalam berenda terakhir," begitu laporan situs Vlast.kz.
Aksi itu memang tak diikuti banyak peserta. Hanya beberapa gelintir saja. Ternyata, menurut pengakuan demonstran lain kepada independen Rain TV Rusia, penduduk setempat telah menerima pesan pada ponsel yang didesak untuk tinggal di rumah dan tak ikut protes.
Akibat larangan itu, produksi, impor dan penjualan pakaian dalam berenda pun akan berhenti pada bulan Juli 2014 sesuai dengan pemberlakuannya di Kazakhstan, Rusia dan Belarus di bawah Moskow. Di bawah pimpinan Customs Union.
Seperti dilansir dari Mirror.co.uk, diperkirakan outlet pakaian lingerie Rusia akan membuang 90 persen saham mereka akibat larangan penjualan pakaian berenda itu.
Masih dari pemberitaan media Inggris itu, larangan penggunaan pakaian dalam berenda itu disebutkan bertujuan untuk melindungi konsumen dari produk-produk berkualitas rendah yang terbuat dari bahan di bawah standar. (Tnt/Sss)
Baca juga:
Polisi Sita 13 Iguana Langka `Ngumpet` di Kaus Kaki
Mahasiswi Cantik Selundupkan Uang untuk Suriah di Pakaian Dalam
Calon Pengantin `Bom Celana Dalam` Ternyata Agen CIA
Advertisement