Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dengan pemimpin oposisi dilaporkan sepakat gencatan senjata menyusul tewasnya 26 orang dalam bentrokan aksi protes pekan ini.
Dalam situs kepresidenan Ukraina, seperti dimuat BBC, Kamis (20/2/2014), disebutkan pihak pemerintah dan oposisi memulai negosiasi untuk menhentikan pertumpahan darah yang terjadi dalam 2 hari terakhir. Kedua pihak juga sepakat untuk merubah kondisi menjadi normal seperti sedia kala.
Kesepakatan ini tercipta setelah bentrokan intens terjadi beberapa hari terakhir. Pengunjuk rasa mengerahkan bom molotov dan batu untuk melawan petugas. Hal itu mereka lakukan untuk melindungi tenda yang menjadi markas demonstrasi. Selain itu, sejumlah demonstran juga dilaporkan berhasil menguasai kantor pos pusat.
Rabu 19 Februari pagi yang mencekam di Kiev, ibukota Ukraina, ketika Presiden Viktor Yanukovych memerintahkan aparat untuk membubarkan markas demonstran antipemerintah, menyusul bentrokan berdarah yang terjadi Senin dan Selasa kemarin.
Sudah 21 orang tewas, 9 dari anggota kepolisian dan 11 lainnya dari warga sipil. "Dua dari 9 anggota kepolisian tewas akibat luka tembak. Begitu pula 3 warga sipil lainnya," ungkap juru bicara Kepolisian Kota Kiev, Olha Bilyk.
Sementara, korban luka terus bertambah. "Kami tidak menyangka korban luka-luka akan mencapai 1.000 orang. Jumlahnya dua kali lipat melebihi perkiraan kami. Sejumlah rumah sakit sempat kewalahan menangani korban-korban tersebut," beber ahli medis, Olga Bogomolez.
Presiden Yanukovych baru saja memecat Kepala Angkatan Bersenjata Ukraina Volodymyr Zamana yang kemudian digantikan Komandan Angkatan Laut Yuriy Ilyin. Tak diketahui alasan Presiden memutuskan hal itu. (Riz)
26 Tewas, Presiden Ukraina-Pemimpin Oposisi Gencatan Senjata
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dengan pemimpin oposisi dilaporkan sepakat gencatan senjata.
Advertisement