Sukses

Tuding AS Intervensi, Presiden Venezuela: Mari Kita Bicara, Obama

Hanya beberapa hari setelah mengusir 3 diplomat AS dari negaranya, Presiden Venezuela President Nicolas Maduro minta kesempatan dialog.

Hanya beberapa hari setelah mengusir 3 diplomat Amerika Serikat dari negaranya, Presiden Venezuela President Nicolas Maduro minta kesempatan untuk berdialog dengan pihak Negeri Paman Sam.

Permintaan itu disampaikan Maduro dalam konferensi pers yang disiarkan televisi negara. Maduro minta  Presiden Barack Obama untuk memulai pembicaraan -- meski ia ia berulang kali menuduh Amerika Serikat campur tangan dalam urusan dalam negeri Venezuela dan memicu protes anti pemerintah yang belakangan memicu kekerasan dan korban nyawa.

"Saya menyerukan dialog dengan Anda, Obama," kata Maduro, seperti dimuat CNN, Sabtu (22/2/2013). "Tunjuk Menlu John Kerry atau siapapun untuk mewakili dialog, dan aku akan kirim Menlu-ku...dalam pertemuan tingkat tinggi ini.

Di saat bersamaan, Maduro menuduh Obama gagal menaati komitmen untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri Venezuela. "Anda tak melakukan apa yang pernah Anda katakan."

Amerika Serikat dan Venezuela tidak memiliki duta besar permanen sejak 2010, meski terus memelihara misi diplomatik dan mengatifkan kedutaan besar.

Sebelumnya, Pemerintah Maduro mengusir 3 diplomat AS atas tuduhan menggunakan program visa sebagai kedok untuk bertemu dengan dengan para mahasiswa di perguruan tinggi swasta dan mengorganisir demo yang berujung kekerasan di Venezuela.

Venezuela juga mencabut izin liputan wartawan stasiun televisi CNN yang ditugaskan di ibukota Caracas, Osmary Hernandez. Dua pewarta CNN lainnya yang dikirim ke sana untuk meliput jalannya krisis politik setempat juga dibatalkan izin kerjanya.

Ratu Kecantikan Tewas

Unjuk rasa yang meluas di seluruh negeri, yang dipimpin mahasiswa dan oposisi, telah menewaskan setidaknya 5 orang dan puluhan lainnya cidera. Salah satu yang nyawanya usai adalah Genesis Carmona, Miss Turismo 2013 untuk Negara Bagian Carabobo, Venezuela.

Sang ratu kecantikan tewas ditembak di bagian kepala dalam kerusuhan politik di Valencia, 124 km dari ibukota Venezuela, Caracas.

Aksi demonstrasi menjadi tantangan terbesar Maduro sejak ia mengambil alih kekuasaan dari mendiang Hugo Chavez tahun lalu.

Hampir setiap hari terjadi unjuk rasa, beberapa di antaranya berlangsung dengan ricuh, di ibukota Caracas dan kota-kota lain, terkait berbagai masalah: melemahnya perekonomian, meningkatnya kejahatan di jalanan, korupsi dan kurangnya lapangan pekerjaan.

Pemerintahan kiri Maduro di negara yang menguasai cadangan minyak terbesar dunia, telah mengirimkan satu batalyon pasukan terjun payung ke kota San Cristobal, yang menjadi lokasi awal pecahnya demonstrasi pada 4 Februari 2014. (Ein)

Baca juga:

Cerita Tragis Ratu Kecantikan Venezuela Tewas Ditembak Saat Demo
Protes Pemerintah Venezuela, 2 Demonstran Tewas Ditembak Polisi
Tuding Konspirasi, Presiden Venezuela Usir 3 Diplomat AS