Liputan6.com, Gatumba: Pemberontak Hutu membantai 159 pengungsi asal Suku Tutsi di sebuah kamp di Gatumba, Burundi, baru-baru ini. Pasukan Hutu untuk Pembebasan Nasional (FNL) menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, meski sasaran sesungguhnya adalah pangkalan militer, sekitar 500 meter dari kamp pengungsi Suku Tutsi.
Pengakuan FNL dibantah pejabat militer Burundi. Mereka menilai, serangan itu sengaja ditujukan untuk membunuh para pengungsi. Seorang juru bicara misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Burundi mengatakan, hingga kini, sebanyak 111 pengungsi masih dirawat di rumah sakit setempat. Jumlah korban jiwa kemungkinan akan bertambah karena sebagian besar para pengungsi menderita luka parah.
Sejak konflik pecah di Kongo pada 9 Juni silam, gelombang pengungsi terus mengalir ke Burundi. Mereka khawatir dengan keamanan negara seiring meningkatnya kekerasan antara pasukan pemberontak dan pemerintah [baca: Gelombang Pengungsi Warga Kongo Masih Berlangsung]. FNL adalah kelompok pemberontak yang masih menolak skema pembagian kekuasaan pemerintah Burundi. Peperangan terakhir antara FNL dan tentara Burundi pimpinan suku Tutsi telah menelan korban 200 tewas.(KEN/Pin)
Pengakuan FNL dibantah pejabat militer Burundi. Mereka menilai, serangan itu sengaja ditujukan untuk membunuh para pengungsi. Seorang juru bicara misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Burundi mengatakan, hingga kini, sebanyak 111 pengungsi masih dirawat di rumah sakit setempat. Jumlah korban jiwa kemungkinan akan bertambah karena sebagian besar para pengungsi menderita luka parah.
Sejak konflik pecah di Kongo pada 9 Juni silam, gelombang pengungsi terus mengalir ke Burundi. Mereka khawatir dengan keamanan negara seiring meningkatnya kekerasan antara pasukan pemberontak dan pemerintah [baca: Gelombang Pengungsi Warga Kongo Masih Berlangsung]. FNL adalah kelompok pemberontak yang masih menolak skema pembagian kekuasaan pemerintah Burundi. Peperangan terakhir antara FNL dan tentara Burundi pimpinan suku Tutsi telah menelan korban 200 tewas.(KEN/Pin)