Liputan6.com, Lhasa: Pemerintah Cina berencana mengembangkan Tibet menjadi kawasan wisata modern. Negeri Tirai Bambu, baru-baru ini, sudah menganggarkan dana sebesar 11,1 miliar yuan atau sekitar US$ 1,5 miliar untuk mewujudkan niat itu. Pemerintah Cina berharap, proyek ini menghasilkan devisa cukup besar dari sektor pariwisata.
Dana besar-besaran itu akan dimanfaatkan untuk membuka dan mengembangkan kawasan wisata spiritual Tibet. Pembangunan akan difokuskan di beberapa titik, misalnya, di tempat tokoh spiritual Tibet, Dalai Lama, biasa bersimpuh. Lokasi itu akan ditata sedemikian rupa sehingga menarik perhatian wisatawan.
Pemerintah setempat pun sudah menambah jalur penerbangan ke daerah otonom itu. Dua pekan silam, Maskapai Penerbangan Air Cina mengumumkan pembukaan penerbangan malam menuju Lhasa dan Cheng Du.
Di samping itu, pemerintah negeri ras kuning ini juga sedang membangun jalur kereta api dengan rute Qinghai-Tibet. Pembangunan proyek ini diperkirakan rampung 2007 dan sekaligus mengakhiri isolasi Tibet dari wilayah di sekitarnya.
Rencana prestesius ini disambut gembira warga Cina. Bisa dimaklumi, kesempatan mereka untuk memasuki Tibet menjadi lebih terbuka. Sebab sebelumnya, Tibet adalah kawasan tertutup yang tenang dan penuh aura spiritual. Sebaliknya, skenario Cina itu membuat warga asli Tibet khawatir. Mereka takut kemurnian dan keheningan Tibet akan ternoda oleh sentuhan duniawi dan modernisasi.(ICH/Idr)
Dana besar-besaran itu akan dimanfaatkan untuk membuka dan mengembangkan kawasan wisata spiritual Tibet. Pembangunan akan difokuskan di beberapa titik, misalnya, di tempat tokoh spiritual Tibet, Dalai Lama, biasa bersimpuh. Lokasi itu akan ditata sedemikian rupa sehingga menarik perhatian wisatawan.
Pemerintah setempat pun sudah menambah jalur penerbangan ke daerah otonom itu. Dua pekan silam, Maskapai Penerbangan Air Cina mengumumkan pembukaan penerbangan malam menuju Lhasa dan Cheng Du.
Di samping itu, pemerintah negeri ras kuning ini juga sedang membangun jalur kereta api dengan rute Qinghai-Tibet. Pembangunan proyek ini diperkirakan rampung 2007 dan sekaligus mengakhiri isolasi Tibet dari wilayah di sekitarnya.
Rencana prestesius ini disambut gembira warga Cina. Bisa dimaklumi, kesempatan mereka untuk memasuki Tibet menjadi lebih terbuka. Sebab sebelumnya, Tibet adalah kawasan tertutup yang tenang dan penuh aura spiritual. Sebaliknya, skenario Cina itu membuat warga asli Tibet khawatir. Mereka takut kemurnian dan keheningan Tibet akan ternoda oleh sentuhan duniawi dan modernisasi.(ICH/Idr)