Liputan6.com, Groningen: Para ilmuwan dari Kota Groningen, Belanda, baru-baru ini, menemukan vaksin antraks generasi baru yang ampuh sekaligus aman. Vaksin ini diambil dari darah para relawan yang diketahui telah memiliki antibodi antraks. Dengan demikian, vaksin ini dipastikan sudah sesuai dengan kondisi tubuh manusia.
Kini, para ilmuwan tengah mengembangkan cara untuk memperbanyak vaksin buat memenuhi kebutuhan vaksin antraks dalam jumlah banyak. Caranya dengan mengisolasi sel darah putih yang telah mengandung antibodi antraks dan memperbanyak dengan mengkloning. Bila upaya ini berhasil dan persediaan vaksin melimpah, ancaman serangan senjata biologi dengan menggunakan bakteri antraks bakal ditangkal.
Hingga saat ini, antraks menjadi ancaman potensial teror dengan senjata biologi. Sejauh ini, bakteri yang sangat mematikan ini belum ada obatnya. Kalaupun ada vaksin, belum bisa digunakan karena efek samping yang ditimbulkan masih dianggap berbahaya.
Meski dalam jumlah sedikit, bakteri antraks dapat menimbulkan infeksi mematikan. Seorang yang terinfeksi bakteri antraks dalam enam hari akan mengidap batuk yang disertai demam. Beberapa hari kemudian kesehatannya membaik dengan sendirinya. Tapi, tidak lama berselang, penyakit itu akan kambuh dengan serangan yang lebih parah. Penderita akan mengalami batuk darah dan demam tinggi dan tak lama kemudian meninggal.
Melihat ancaman mengerikan yang dapat ditimbulkan, para ilmuwan berupaya menemukan cara jitu menghadapi ancaman antraks. Dan, temuan dari Groningen ini membawa angin segar bagi dunia kedokteran dan keamanan. Vaksin antraks generasi baru ini bekerja dengan cara mendorong produksi sel darah putih dalam tubuh untuk menghancurkan zat racun yang dihasilkan oleh bakteri antraks.
Tapi, untuk sementara, sembari menunggu para ahli memperbanyak vaksin, ancaman serangan antraks dihalau dengan mengandalkan keterampilan para personel dari Unit Penanggulangan Ancaman Senjata Biologi. Di Belanda, tugas ini dipercayakan kepada para petugas pemadam kebakaran.(TNA/Kaw)
Kini, para ilmuwan tengah mengembangkan cara untuk memperbanyak vaksin buat memenuhi kebutuhan vaksin antraks dalam jumlah banyak. Caranya dengan mengisolasi sel darah putih yang telah mengandung antibodi antraks dan memperbanyak dengan mengkloning. Bila upaya ini berhasil dan persediaan vaksin melimpah, ancaman serangan senjata biologi dengan menggunakan bakteri antraks bakal ditangkal.
Hingga saat ini, antraks menjadi ancaman potensial teror dengan senjata biologi. Sejauh ini, bakteri yang sangat mematikan ini belum ada obatnya. Kalaupun ada vaksin, belum bisa digunakan karena efek samping yang ditimbulkan masih dianggap berbahaya.
Meski dalam jumlah sedikit, bakteri antraks dapat menimbulkan infeksi mematikan. Seorang yang terinfeksi bakteri antraks dalam enam hari akan mengidap batuk yang disertai demam. Beberapa hari kemudian kesehatannya membaik dengan sendirinya. Tapi, tidak lama berselang, penyakit itu akan kambuh dengan serangan yang lebih parah. Penderita akan mengalami batuk darah dan demam tinggi dan tak lama kemudian meninggal.
Melihat ancaman mengerikan yang dapat ditimbulkan, para ilmuwan berupaya menemukan cara jitu menghadapi ancaman antraks. Dan, temuan dari Groningen ini membawa angin segar bagi dunia kedokteran dan keamanan. Vaksin antraks generasi baru ini bekerja dengan cara mendorong produksi sel darah putih dalam tubuh untuk menghancurkan zat racun yang dihasilkan oleh bakteri antraks.
Tapi, untuk sementara, sembari menunggu para ahli memperbanyak vaksin, ancaman serangan antraks dihalau dengan mengandalkan keterampilan para personel dari Unit Penanggulangan Ancaman Senjata Biologi. Di Belanda, tugas ini dipercayakan kepada para petugas pemadam kebakaran.(TNA/Kaw)