Sukses

Buah Segar Bermutu ala Jepang

Buah berkualitas tercipta sejak benih ditanam hingga sebelum berpindah tangan ke konsumen. Buah-buahan asal Negeri Matahari Terbit kini kerap dijadikan oleh-oleh atau hadiah karena kualitas yang terjaga.

Liputan6.com, Tokyo: Kualitas kini tak bisa ditawar lagi bagi barang apa pun untuk dapat bersaing di pasaran. Tak terkecuali produk tanaman pangan pertanian dan hortikultura. Sebab itu, berbagai cara terus dikembangkan produsen produk-produk pertanian, khususnya hortikultura, di Jepang untuk meningkatkan mutu. Itu dilakukan mulai dari penanaman, panen, dan pascapanen hingga menghasilkan produk yang bermutu.

Menurut para petani di Negeri Matahari Terbit, hasil akhir atau panen ditentukan oleh ketekunan dan ketelitian mulai dari penanaman hingga panen. Itu ditambah lagi dengan tindakan pascapanen agar produk mereka, dalam hal ini buah-buahan, akan tetap memiliki kualitas yang tinggi.

Penanganan pascapanen buah tomat, misalnya. Awalnya, tomat disortir secara manual. Kemudian, penyortiran dilakukan dengan infra merah untuk mengukur kandungan gula dan tingkat kematangan buah. Selanjutnya, sebuah kamera khusus digunakan untuk memilah buah berdasarkan ukuran dan bentuknya. Ketika proses itu berlangsung, jarak setiap buah dijaga untuk menghindari benturan karena dapat menurunkan kualitas.

Penanganan serupa juga diterapkan untuk menjaga standard kualitas buah stroberi. Setelah disortir, proses yang tidak kalah penting adalah penyimpanan untuk mempertahankan kesegaran buah dalam jangka waktu lama. Untuk itu digunakan lemari pendingin khusus yang memiliki kelembaban tinggi. Lemari pendingin ini bersuhu satu derajat Celsius dan tingkat kelembaban lebih dari 90 persen sehingga mampu menjaga kesegaran buah lima kali lipat dibanding kulkas biasa. Kelembaban tinggi sebenarnya dapat memberi peluang bagi tumbuhnya jamur. Namun, hal itu dicegah dengan penggunaan ion negatif dan gas ozon.

Sementara sistem kendali mutu terbaru diterapkan bagi penanganan buah melon. Pertama, buah melon juga disortir secara manual. Lalu sensor optik dipakai untuk mendeteksi tingkat kematangan, kandungan gula, ukuran, warna serta bentuknya. Mesin ini bahkan mampu menyortir buah menjadi 300 jenis melon berdasarkan kualitasnya.

Setiap buah melon kemudian diberi kode tersendiri yang berisi informasi lengkap kepada konsumen. Keterangan itu berisi tentang lokasi penanaman, nama petani yang menanam, tanggal pengiriman, hingga jenis tanah dan pupuk yang digunakan. Semua itu dapat diakses melalui teknologi informasi. Tak heran, dengan sistem pengendalian kualitas tersebut, buah-buahan asal Jepang cocok atau kerap dijadikan oleh-oleh atau hadiah.(AWD/Idr)