Liputan6.com, Tokyo: Jepang, baru-baru ini, tengah mengembangkan teknologi pengolahan air canggih untuk memastikan kecukupan pasokan air minum ke negeri itu. Negeri itu juga banyak membangun bendungan. Langkah ini tampaknya perlu dilakukan mengingat kondisi alam Jepang yang terdiri dari banyak pegunungan sehingga sebagian besar air hujan langsung mengalir ke laut.
Dengan teknologi baru itu, khusunya dalam penjernihan air, Jepang tak hanya berhasil mengamankan pasokan air minum, namun juga membantu lebih dari 80 negara sulit air. Proses penjernihan melalui beberapa proses. Pertama dengan menghilangkan bau tidak enak atau bau klorin pada air akibat kandungan amonium nitrat. Bau dihilangkan dengan cara dioksidasi dengan ozon dan karbon bioaktif.
Sedangkan untuk menjamin kualitas, sampel air diperiksa secara berkala. Setiap sampel harus melewati kurang lebih lima puluh jenis tes yang berbeda. Hasilnya air yang mengalir dari tempat penjernihan tidak saja aman untuk diminum, tetapi juga terasa segar.
Sejumlah komunitas kecil di Jepang, kini, sudah diperkenalkan pada instalasi penjernihan air dalam ukuran lebih kecil agar lebih hemat tempat dan energi. Hanya diperlukan sebuah pompa listrik untuk mengisi tangki air setinggi 10 meter. Sudah begitu tak diperlukan tenaga listrik karena proses penjernihan air dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Teknologi baru penjernihan air pada instalasi mini ini meliputi unit filter selaput. Pipa gelas dalam setiap unit penjernihan memiliki ribuan filter selaput yang berbentuk tabung tipis. Hanya air yang dapat melalui filter selaput, sementara mikro organisme pembawa penyakit otomatis tersaring sehingga air dipastikan bebas kuman.(ICH/Uri)
Dengan teknologi baru itu, khusunya dalam penjernihan air, Jepang tak hanya berhasil mengamankan pasokan air minum, namun juga membantu lebih dari 80 negara sulit air. Proses penjernihan melalui beberapa proses. Pertama dengan menghilangkan bau tidak enak atau bau klorin pada air akibat kandungan amonium nitrat. Bau dihilangkan dengan cara dioksidasi dengan ozon dan karbon bioaktif.
Sedangkan untuk menjamin kualitas, sampel air diperiksa secara berkala. Setiap sampel harus melewati kurang lebih lima puluh jenis tes yang berbeda. Hasilnya air yang mengalir dari tempat penjernihan tidak saja aman untuk diminum, tetapi juga terasa segar.
Sejumlah komunitas kecil di Jepang, kini, sudah diperkenalkan pada instalasi penjernihan air dalam ukuran lebih kecil agar lebih hemat tempat dan energi. Hanya diperlukan sebuah pompa listrik untuk mengisi tangki air setinggi 10 meter. Sudah begitu tak diperlukan tenaga listrik karena proses penjernihan air dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Teknologi baru penjernihan air pada instalasi mini ini meliputi unit filter selaput. Pipa gelas dalam setiap unit penjernihan memiliki ribuan filter selaput yang berbentuk tabung tipis. Hanya air yang dapat melalui filter selaput, sementara mikro organisme pembawa penyakit otomatis tersaring sehingga air dipastikan bebas kuman.(ICH/Uri)