Liputan6.com, Sichuan: Masyarakat Cina terkenal sangat menghargai sebuah tradisi. Tak hanya untuk sektor kebudayaan, mereka juga mampu melestarikan kerajinan membuat kertas dengan menggunakan bahan dasar bambu. Salah satunya di desa kecil di wilayah Provinsi Sichuan. Hingga kini, tradisi membuat kertas dari bambu yang sudah ada sejak ratusan tahun terus dipertahankan.
Pembuatan kertas adalah salah satu penemuan besar bangsa Tiongkok kuno, selain percetakan, kompas, serta bubuk mesiu. Adalah seorang bernama Cai Lun atau Ts`ai Lun yang menciptakan teknologi pembuatan kertas pada tahun 105 Masehi. Kini, warga desa di Sichuan masih percaya keterampilan membuat kertas bambu tetap akan bertahan di tengah perkembangan pesat peralatan dan teknologi modern.
Keyakinan mereka boleh jadi benar. Terlebih, metode pembuatan kertas dari bambu ini memiliki beragam keuntungan, terutama dalam jangka panjang. Pohon yang menjadi bahan baku kertas membutuhkan waktu tahunan sebelum dapat ditebang. Sedangkan bambu hanya membutuhkan waktu satu tahun saja.
Pada prinsipnya proses pembuatan kertas dari bambu hampir sama dengan membuat kertas dari kayu. Bambu dihancurkan dan direndam di dalam air jeruk nipis selama berbulan-bulan hingga menjadi bubur. Bubur kertas bambu itu kemudian melalui proses penghalusan sebelum dicetak dan dikeringkan. Kertas tipis elastis yang dihasilkan sangat digemari oleh para seniman Cina. Mereka mengatakan, kertas ini cocok untuk melukis dengan tinta dan kuas Cina.
Dahulu, 95 persen penghasilan penduduk desa ini berasal dari membuat kertas bambu. Tapi kini banyak penduduk yang meninggalkan pekerjaan itu untuk mengadu nasib ke kota besar. Kendati ada kekhawatiran akan punahnya kerajinan ini, warga desa yakin pembuatan kertas bambu akan tetap ada walau hanya sebagai industri rumah tangga.(DEN/Ijx)
Pembuatan kertas adalah salah satu penemuan besar bangsa Tiongkok kuno, selain percetakan, kompas, serta bubuk mesiu. Adalah seorang bernama Cai Lun atau Ts`ai Lun yang menciptakan teknologi pembuatan kertas pada tahun 105 Masehi. Kini, warga desa di Sichuan masih percaya keterampilan membuat kertas bambu tetap akan bertahan di tengah perkembangan pesat peralatan dan teknologi modern.
Keyakinan mereka boleh jadi benar. Terlebih, metode pembuatan kertas dari bambu ini memiliki beragam keuntungan, terutama dalam jangka panjang. Pohon yang menjadi bahan baku kertas membutuhkan waktu tahunan sebelum dapat ditebang. Sedangkan bambu hanya membutuhkan waktu satu tahun saja.
Pada prinsipnya proses pembuatan kertas dari bambu hampir sama dengan membuat kertas dari kayu. Bambu dihancurkan dan direndam di dalam air jeruk nipis selama berbulan-bulan hingga menjadi bubur. Bubur kertas bambu itu kemudian melalui proses penghalusan sebelum dicetak dan dikeringkan. Kertas tipis elastis yang dihasilkan sangat digemari oleh para seniman Cina. Mereka mengatakan, kertas ini cocok untuk melukis dengan tinta dan kuas Cina.
Dahulu, 95 persen penghasilan penduduk desa ini berasal dari membuat kertas bambu. Tapi kini banyak penduduk yang meninggalkan pekerjaan itu untuk mengadu nasib ke kota besar. Kendati ada kekhawatiran akan punahnya kerajinan ini, warga desa yakin pembuatan kertas bambu akan tetap ada walau hanya sebagai industri rumah tangga.(DEN/Ijx)