Liputan6.com, Tokyo: Angin berkecepatan 144 kilometer per jam menghantam Tokyo, Jepang, Ahad (5/12). Sebuah jalur kereta api tak dapat berfungsi setelah angin kencang menumbangkan sebuah pohon dan menimpa sebuah kereta. Untunglah beberapa jam kemudian jalur tersebut dapat kembali dioperasikan. Di Bandar Udara Narita dan Haneda, 55 jadwal penerbangan dari dan menuju Tokyo dibatalkan menyusul angin kencang.
Bencana alam ini sempat mengganggu aktivitas warga Tokyo yang tengah berada di luar rumah. Mereka harus berupaya keras saat angin kencang mencoba menerbangkan payung serta topi warga.
Kekuatan angin mencapai puncak ketika menghantam Prefektur Chiba. Di kawasan yang terletak di sebelah Timur Tokyo itu, kecepatan angin mencapai 170 kilometer per jam. Sekitar 14 penduduk cedera. Dahsyatnya tiupan angin bahkan mampu mengempaskan tanker Kissho Maru yang berkapasitas 460 ton hingga ke pantai.
Kantor Berita Kyodo menyatakan, tak ada korban maupun kebocoran dalam musibah terdamparnya kapal yang mengangkut bahan kimia itu. Angin juga membuat sambungan listrik yang mengaliri 32 ribu rumah penduduk terputus. Namun, dalam beberapa jam, ratusan rumah telah kembali mendapat aliran listrik. Angin kencang ini adalah yang terburuk sejak 1964.
Di Quezon, Filipina, empat badai yang menghantam selama dua pekan terakhir telah reda. Keadaan ini dimanfaatkan penduduk di Kota General Nakar dan kawasan lain di Provinsi Quezon untuk membersihkan lingkungan yang porak-poranda. Jalan-jalan rusak, jembatan ambruk, dan batang-batang pohon berserakan di mana-mana menyusul bencana yang menewaskan ratusan orang itu [baca: Filipina Timur Terancam Angin Topan].
Sementara itu Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina, Francis Ricciardone, menyempatkan diri mengunjungi pengungsi di General Nakar. Di Kota Real, buldoser diturunkan untuk membersihkan jalan dari lumpur dan bebatuan. Kegiatan ini untuk melancarkan jalur distribusi bantuan kemanusiaan melalui darat.
Kementerian Kesejahteraan Sosial Filipina menyatakan, pemerintah telah menerima bantuan senilai 29 juta peso atau sekitar Rp 4,6 miliar yang akan disebarkan kepada lebih dari 500 ribu korban. Air minum, makanan, obat-obatan, dan pakaian, telah diberangkatkan menuju lokasi bencana dengan kapal angkatan laut dan helikopter. Ratusan tentara juga dikerahkan untuk membagikan bantuan hingga ke pelosok daerah dengan berjalan kaki.(YAN/Idr)
Bencana alam ini sempat mengganggu aktivitas warga Tokyo yang tengah berada di luar rumah. Mereka harus berupaya keras saat angin kencang mencoba menerbangkan payung serta topi warga.
Kekuatan angin mencapai puncak ketika menghantam Prefektur Chiba. Di kawasan yang terletak di sebelah Timur Tokyo itu, kecepatan angin mencapai 170 kilometer per jam. Sekitar 14 penduduk cedera. Dahsyatnya tiupan angin bahkan mampu mengempaskan tanker Kissho Maru yang berkapasitas 460 ton hingga ke pantai.
Kantor Berita Kyodo menyatakan, tak ada korban maupun kebocoran dalam musibah terdamparnya kapal yang mengangkut bahan kimia itu. Angin juga membuat sambungan listrik yang mengaliri 32 ribu rumah penduduk terputus. Namun, dalam beberapa jam, ratusan rumah telah kembali mendapat aliran listrik. Angin kencang ini adalah yang terburuk sejak 1964.
Di Quezon, Filipina, empat badai yang menghantam selama dua pekan terakhir telah reda. Keadaan ini dimanfaatkan penduduk di Kota General Nakar dan kawasan lain di Provinsi Quezon untuk membersihkan lingkungan yang porak-poranda. Jalan-jalan rusak, jembatan ambruk, dan batang-batang pohon berserakan di mana-mana menyusul bencana yang menewaskan ratusan orang itu [baca: Filipina Timur Terancam Angin Topan].
Sementara itu Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina, Francis Ricciardone, menyempatkan diri mengunjungi pengungsi di General Nakar. Di Kota Real, buldoser diturunkan untuk membersihkan jalan dari lumpur dan bebatuan. Kegiatan ini untuk melancarkan jalur distribusi bantuan kemanusiaan melalui darat.
Kementerian Kesejahteraan Sosial Filipina menyatakan, pemerintah telah menerima bantuan senilai 29 juta peso atau sekitar Rp 4,6 miliar yang akan disebarkan kepada lebih dari 500 ribu korban. Air minum, makanan, obat-obatan, dan pakaian, telah diberangkatkan menuju lokasi bencana dengan kapal angkatan laut dan helikopter. Ratusan tentara juga dikerahkan untuk membagikan bantuan hingga ke pelosok daerah dengan berjalan kaki.(YAN/Idr)