Liputan6.com, Sydney: Semakin tua umur bumi, makin sering pula bencana alam akan terjadi. Penduduk bumi akan makin sering berhadapan dengan badai, banjir, gelombang udara panas, dan kebakaran hutan. Semua itu terjadi akibat perubahan iklim secara ekstrem. Demikian laporan ilmiah yang dirilis sekelompok klimatolog Sydney, Australia, baru-baru ini.
Laporan telah berulang kali terbukti. Musim dingin di sejumlah negara, misalnya, yang dari tahun ke tahun makin tidak nyaman. Bahkan melahirkan petaka. Contohnya yang terjadi di Amerika Serikat. Tahun kemarin, Negeri Paman Sam dilanda gelombang udara dingin bertemperatur minus 30 derajat Celsius. Sebaliknya, negara-negara Eropa diterjang gelombang udara panas.
Bencana bukan monopoli AS, perubahan iklim drastis juga dialami beberapa negara lain, termasuk Australia. Periode 2002-2003, sebagian wilayah Negeri Kanguru kekeringan yang berujung pada kebakaran hutan di negara bagian Victoria dan New South Wales.
Bila pemanasan global terus berlangsung, para peneliti memperkirakan, pada 2030 suhu udara di Australia akan meningkat rata-rata dua derajat Celsius. Bahkan pada 2070 akan meningkat lagi tajam sampai enam derajat Celsius.
Penyelamatan bumi, saat ini, sangat tergantung pada Protokol Kyoto tentang pengurangan emisi gas bahan bakar di negara-negara industri. Ironisnya, hingga kini, pemerintah Australia dan AS belum bersedia menandatangani protokol tersebut [baca: AS Menolak Protokol Kyoto].(ICH/Nlg)
Laporan telah berulang kali terbukti. Musim dingin di sejumlah negara, misalnya, yang dari tahun ke tahun makin tidak nyaman. Bahkan melahirkan petaka. Contohnya yang terjadi di Amerika Serikat. Tahun kemarin, Negeri Paman Sam dilanda gelombang udara dingin bertemperatur minus 30 derajat Celsius. Sebaliknya, negara-negara Eropa diterjang gelombang udara panas.
Bencana bukan monopoli AS, perubahan iklim drastis juga dialami beberapa negara lain, termasuk Australia. Periode 2002-2003, sebagian wilayah Negeri Kanguru kekeringan yang berujung pada kebakaran hutan di negara bagian Victoria dan New South Wales.
Bila pemanasan global terus berlangsung, para peneliti memperkirakan, pada 2030 suhu udara di Australia akan meningkat rata-rata dua derajat Celsius. Bahkan pada 2070 akan meningkat lagi tajam sampai enam derajat Celsius.
Penyelamatan bumi, saat ini, sangat tergantung pada Protokol Kyoto tentang pengurangan emisi gas bahan bakar di negara-negara industri. Ironisnya, hingga kini, pemerintah Australia dan AS belum bersedia menandatangani protokol tersebut [baca: AS Menolak Protokol Kyoto].(ICH/Nlg)