Liputan6.com, Nagoya: Mantan Presiden Taiwan Lee Teng-hui mengabaikan peringatan pemerintah Cina. Dia tetap mengunjungi Jepang untuk lawatan selama sepekan. Senin (27/12), Lee bersama istrinya, Wen-hui tiba Bandar Udara Nagoya, Jepang. Dia disambut lebih dari 200 warga Taiwan yang tinggal di Negeri Matahari Terbit.
Sebelumnya, Cina telah memperingatkan Lee untuk tak berkunjung ke Jepang. Lawatan Lee dianggap sebagai simbol gerakan kemerdekaan Taiwan. Saat memerintah 1988 sampai 2000, Lee menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif.
Setelah pensiun, Lee tetap aktif di bidang politik. Ia berkampanye untuk kemerdekaan formal Taiwan. Lee juga pernah menggunakan pengaruhnya untuk mendesak penerapan konstitusi baru yang menyatakan status Taiwan terpisah dari Cina.
Jepang malah menganggap kedatangan Lee tak berkaitan dengan aktivitas politik. Lee datang atas nama pribadi. Untuk itu, Jepang menegaskan, tidak ada alasan bagi pemerintah Negeri Sakura untuk menolak permintaan visa Lee.(AWD/Nlg)
Sebelumnya, Cina telah memperingatkan Lee untuk tak berkunjung ke Jepang. Lawatan Lee dianggap sebagai simbol gerakan kemerdekaan Taiwan. Saat memerintah 1988 sampai 2000, Lee menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif.
Setelah pensiun, Lee tetap aktif di bidang politik. Ia berkampanye untuk kemerdekaan formal Taiwan. Lee juga pernah menggunakan pengaruhnya untuk mendesak penerapan konstitusi baru yang menyatakan status Taiwan terpisah dari Cina.
Jepang malah menganggap kedatangan Lee tak berkaitan dengan aktivitas politik. Lee datang atas nama pribadi. Untuk itu, Jepang menegaskan, tidak ada alasan bagi pemerintah Negeri Sakura untuk menolak permintaan visa Lee.(AWD/Nlg)