Sukses

AS Menyiapkan Bantuan US$ 15 Juta

Pemerintah AS akan mengirim bantuan sebesar US$ 15 juta ke sejumlah lokasi bencana gempa bumi dan Tsunami di kawasan Asia. Tsunami juga terasa di pesisir pantai Nigeria atau sekitar 6.000 km dari Aceh.

Liputan6.com, Washington D.C.: Pemerintah Amerika Serikat akan mengirim bantuan ke sejumlah lokasi bencana gempa bumi dan Tsunami di kawasan Asia. Sedikitnya sekitar US$ 15 juta telah disiapkan untuk penanganan bencana alam tersebut. Bahkan, sekitar US$ 400 ribu sudah dikirim ke salah satu lokasi bencana. Demikian dikemukakan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell di Washington D.C., Senin (27/12).

Dalam kesempatan ini, Powell yang berbicara atas nama Presiden George Walker Bush menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban gempa bumi dan Tsunami, Ahad silam. Ucapan itu juga khusus ditujukan kepada Raja Bhumibol Adulyadej yang cucunya tewas dalam bencana alam tersebut. Diketahui, delapan warga AS turut tewas dan nasib ratusan lainnya belum diketahui [baca: Tsunami Juga Membunuh Cucu Raja Thailand].

Sejauh ini Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengajukan permintaan kepada negara-negara donor agar segera mengirimkan bantuan. Selain memerlukan bantuan untuk penanganan bencana, bantuan juga akan digunakan negara-negara yang ditimpa gempa bumi dan Tsunami untuk memperbaiki kerusakan infrastrukturnya.

Tsunami dari lepas pantai Barat Aceh ternyata tak hanya terjadi di beberapa kawasan Asia. Tapi, juga sampai 6.000 kilometer jauhnya hingga ke Benua Afrika. Pesisir Mombasa dan Malindi, Kenya, juga dihantam Tsunami. Puluhan perahu rusak dan sedikitnya lima orang tewas.

Pemerintah Kenya telah mengeluarkan imbauan kepada ribuan wisatawan untuk memperpendek masa liburan mereka di sepanjang pesisir Timur Afrika dan bergegas pulang ke negara masing-masing. Badan Meteorologi dan Geofisika setempat memprediksi, bahaya Tsunami belum sepenuhnya reda dari negara itu mengingat dalam waktu dekat permukaan air laut akan meningkat sampai 20 meter.

Di Thailand, ribuan warga negara asing memutuskan mempersingkat liburan dan pulang ke negara masing-masing. Ini juga dilakukan bagi mereka yang berada di Asia dengan izin tinggal permanen. Namun, banyak di antara mereka yang kehilangan dokumen pengenal diri akibat keadaan porak-poranda menyusul Tsunami. Pejabat pemerintah Thailand langsung membuatkan dokumen-dokumen pengganti yang memungkinkan untuk pulang ke negara masing-masing.

Bahkan, ditawarkan pula tiket pesawat gratis bagi yang ingin segera pulang. Ini dilakukan mengingat kian sedikit orang asing, kian berkurang tekanan pemerintah untuk mengurus kerusakan infrastruktur dan akomodasi warga asing. Suasana di Bandar Udara Internasional Phuket dan Bangkok menjadi sangat kacau dan penuh calon penumpang. Suasana serupa terjadi di bandara-bandara internasional di Srilanka dan India.

Sementara jumlah korban tewas akibat bencana Tsunami di Srilanka terus bertambah. Diperkirakan lebih dari 12 ribu orang tewas dalam musibah ini. Sementara satu juta orang lainnya terpaksa kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, Tsunami merusak sarana dan prasarana milik Angkatan Laut Srilanka. Pangkalan AL yang terletak di Barat dan Selatan negara itu rusak. Sementara sebuah kapal dilaporkan terbalik saat bertambat di Pelabuhan Kota Galle.

Masyarakat India mulai memakamkan para korban tewas akibat gelombang Tsunami yang menerjang negara itu. Di seluruh negeri itu, jumlah korban tewas akibat Tsunami mencapai ribuan orang. Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah seiring makin intensifnya upaya pencarian.

Di Maladewa, bantuan kemanusiaan mulai disalurkan kepada korban Tsunami. Dengan dibantu warga, aparat setempat membagi-bagikan makanan, air bersih, dan pakaian kepada korban. Organisasi Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan kemungkinan penyebaran penyakit menular seperti malaria dan kolera di sejumlah penampungan. Ini disebabkan karena buruknya sanitasi dan sulitnya mendapatkan air bersih.

Sebelumnya PBB mengirimkan sekelompok ahli penilai bencana ke negeri ini untuk menghitung dampak bencana alam tersebut. Sejauh ini korban tewas di Maladewa mencapai 43 orang dan ratusan lainnya kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini membuat pemerintah setempat mengumumkan keadaan bencana nasional dan memohon bantuan dari dunia internasional untuk para korban.(ORS/Yes dan Nlg)