Liputan6.com, New York: Duta besar dan perwakilan diplomatik negara-negara yang terkena Tsunami bertemu pejabat tinggi badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, Selasa (28/12). Pertemuan dilakukan untuk mengkoordinasikan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan.
Hadir antara lain, perwakilan Indonesia, India, Thailand, Srilanka, Maladewa, dan Malaysia. Para diplomat ini diterima Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Egeland. Di sini, mereka saling berbagi informasi tentang jumlah korban jiwa maupun luka-luka serta bantuan yang dibutuhkan masing-masing.
Hingga Selasa malam, jumlah korban jiwa yang telah dikonfirmasikan mencapai 40 ribu dan masih berpeluang untuk bertambah. Egeland mengemukakan di sejumlah wilayah jumlah korban maupun kerusakan belum dapat diketahui seperti di pesisir Sumatra dan salah satu pulau di Maladewa.
Egeland juga mengklarifikasi pernyataannya tentang negara-negara maju yang dinilai kikir dalam memberikan bantuan. Amerika Serikat telah menjanjikan bantuan senilai US$ 15 juta, Uni Eropa US$ 4 juta, Jepang US$ 30 juta, dan vatikan US$ 6 juta.
Egeland mengatakan akan memfokuskan bantuan ke Indonesia, Srilanka, Maladewa, Thailand, dan Somalia. Bantuan yang sangat dibutuhkan, antara lain makanan siap saji, makanan bayi, dan kantung jenazah serta obat-obatan dan air bersih.
AS akan mengambil langkah lanjutan untuk membantu korban Tsunami di Asia. Menanggapi tudingan Egeland, Menteri Luar Negeri AS Colin Powell menyebutkan Washington D.C. telah menganggarkan dana sebesar US$ 15 juta untuk membantu negara-negara yang dilanda gempa dan Tsunami. Menurut dia, saat ini pemerintah AS sedang menghitung kerusakan yang timbul akibat bencana tersebut.
Powell juga menyebutkan 11 warganya tewas dalam bencana Tsunami di Asia. Sejauh ini, gempa tektonik yang disusul dengan Tsunami telah merenggut sedikitnya 44 ribu korban jiwa. Sedangkan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang [baca: AS Menyiapkan Bantuan US$ 15 Juta].
Uni Eropa mengkhawatirkan adanya jeda antara bantuan darurat dan bantuan tahap dua yang mungkin berakibat fatal bagi para korban. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan kemungkinan penyakit pascabencana berjangkit.
Palang Merah Internasional (ICRC) menerbangkan bantuan kemanusiaan seberat 105 metrik ton dengan menggunakan pesawat Antonov 124, salah satu pesawat kargo terbesar di dunia. Bantuan dikirimkan dari pusat logistik ICRC di Nairobi, Kenya, menuju Srilanka yang telah meminta bantuan internasional. Bantuan tersebut antara lain, berupa selimut, kain terpal, jeriken, dan paket peralatan medis darurat.
Sebuah pesawat yang membawa peralatan bantuan darurat bertolak dari Beijing, Cina, menuju India dan Srilanka. Sumbangan senilai US$ 610 ribu, berupa tenda, selimut, dan makanan serta uang tunai senilai US$ 200 ribu. Cina juga menjanjikan bantuan awal senilai US$ 2,6 juta untuk negara-negara yang dilanda Tsunami. Seorang pejabat Departemen Bantuan Internasional Cina menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan untuk menambah jumlah bantuan.
Etihad Airways, maskapai penerbangan milik pemerintah Uni Emirat Arab menyumbangkan 18 pesawat untuk mengangkut bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan oleh Bulan Sabit Merah setempat. Pesawat-pesawat itu diperkirakan akan mengangkut sekitar 30 ton bahan bantuan. Selasa kemarin, pesawat pertama bertolak dari Abu Dhabi. Pesawat ini mengangkut 18 ton selimut dan pakaian menuju Kolombo, Srilanka. Etihad Airways juga akan menerbangkan pesawatnya ke Thailand dan India. Seperti di negara-negara lain, Srilanka seperti dikatakan Menteri Luar Negeri Lakshman Kadirgamar, menghadapi masalah dalam mendistribusikan makanan dan obat-obatan ke daerah-daerah bencana.(AWD/Sud)
Hadir antara lain, perwakilan Indonesia, India, Thailand, Srilanka, Maladewa, dan Malaysia. Para diplomat ini diterima Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Egeland. Di sini, mereka saling berbagi informasi tentang jumlah korban jiwa maupun luka-luka serta bantuan yang dibutuhkan masing-masing.
Hingga Selasa malam, jumlah korban jiwa yang telah dikonfirmasikan mencapai 40 ribu dan masih berpeluang untuk bertambah. Egeland mengemukakan di sejumlah wilayah jumlah korban maupun kerusakan belum dapat diketahui seperti di pesisir Sumatra dan salah satu pulau di Maladewa.
Egeland juga mengklarifikasi pernyataannya tentang negara-negara maju yang dinilai kikir dalam memberikan bantuan. Amerika Serikat telah menjanjikan bantuan senilai US$ 15 juta, Uni Eropa US$ 4 juta, Jepang US$ 30 juta, dan vatikan US$ 6 juta.
Egeland mengatakan akan memfokuskan bantuan ke Indonesia, Srilanka, Maladewa, Thailand, dan Somalia. Bantuan yang sangat dibutuhkan, antara lain makanan siap saji, makanan bayi, dan kantung jenazah serta obat-obatan dan air bersih.
AS akan mengambil langkah lanjutan untuk membantu korban Tsunami di Asia. Menanggapi tudingan Egeland, Menteri Luar Negeri AS Colin Powell menyebutkan Washington D.C. telah menganggarkan dana sebesar US$ 15 juta untuk membantu negara-negara yang dilanda gempa dan Tsunami. Menurut dia, saat ini pemerintah AS sedang menghitung kerusakan yang timbul akibat bencana tersebut.
Powell juga menyebutkan 11 warganya tewas dalam bencana Tsunami di Asia. Sejauh ini, gempa tektonik yang disusul dengan Tsunami telah merenggut sedikitnya 44 ribu korban jiwa. Sedangkan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang [baca: AS Menyiapkan Bantuan US$ 15 Juta].
Uni Eropa mengkhawatirkan adanya jeda antara bantuan darurat dan bantuan tahap dua yang mungkin berakibat fatal bagi para korban. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan kemungkinan penyakit pascabencana berjangkit.
Palang Merah Internasional (ICRC) menerbangkan bantuan kemanusiaan seberat 105 metrik ton dengan menggunakan pesawat Antonov 124, salah satu pesawat kargo terbesar di dunia. Bantuan dikirimkan dari pusat logistik ICRC di Nairobi, Kenya, menuju Srilanka yang telah meminta bantuan internasional. Bantuan tersebut antara lain, berupa selimut, kain terpal, jeriken, dan paket peralatan medis darurat.
Sebuah pesawat yang membawa peralatan bantuan darurat bertolak dari Beijing, Cina, menuju India dan Srilanka. Sumbangan senilai US$ 610 ribu, berupa tenda, selimut, dan makanan serta uang tunai senilai US$ 200 ribu. Cina juga menjanjikan bantuan awal senilai US$ 2,6 juta untuk negara-negara yang dilanda Tsunami. Seorang pejabat Departemen Bantuan Internasional Cina menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan untuk menambah jumlah bantuan.
Etihad Airways, maskapai penerbangan milik pemerintah Uni Emirat Arab menyumbangkan 18 pesawat untuk mengangkut bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan oleh Bulan Sabit Merah setempat. Pesawat-pesawat itu diperkirakan akan mengangkut sekitar 30 ton bahan bantuan. Selasa kemarin, pesawat pertama bertolak dari Abu Dhabi. Pesawat ini mengangkut 18 ton selimut dan pakaian menuju Kolombo, Srilanka. Etihad Airways juga akan menerbangkan pesawatnya ke Thailand dan India. Seperti di negara-negara lain, Srilanka seperti dikatakan Menteri Luar Negeri Lakshman Kadirgamar, menghadapi masalah dalam mendistribusikan makanan dan obat-obatan ke daerah-daerah bencana.(AWD/Sud)