Liputan6.com, Dallas: Tiga kelompok ilmuwan di Amerika Serikat mengumumkan penemuan mutasi gen penyebab kerabunan, baru-baru ini. Para pakar yang menganalisis faktor genetika penderita kerabunan menemukan salah satu penyebab degenerasi makula----salah satu titik penting pada retina. Penyebab kerusakan makula adalah CFH, gen yang telah bermutasi atau faktor komplemen H yang dapat dibawa oleh para keturunan penderita penyakit ini. CFH terkait dengan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang meregulasi peradangan.
Studi gen itu menjadi pintu masuk bagi para peneliti dari sejumlah institusi di antaranya Universitas Yale dan Rumah Sakit Presbyterian Dallas, AS, untuk menemukan penawar kerabunan. Upaya ini sedang dilakukan melalui studi lanjutan. Namun, untuk sementara, pasien kerabunan dapat menjalani perawatan antiradang nonsteroid atau aspirin.
Bertambahnya usia kerap berbarengan dengan penambahan kerusakan jaringan mata, meski ukuran kerusakan itu sangat kecil. Umumnya, kemerosotan ini menyebabkan penumpukan lemak, protein, dan sisa sel yang disebut drusen. Efek ini semakin buruk bila penderita juga mengalami degenerasi atau kemerosotan fungsi makula.(TNA/Nlg)
Studi gen itu menjadi pintu masuk bagi para peneliti dari sejumlah institusi di antaranya Universitas Yale dan Rumah Sakit Presbyterian Dallas, AS, untuk menemukan penawar kerabunan. Upaya ini sedang dilakukan melalui studi lanjutan. Namun, untuk sementara, pasien kerabunan dapat menjalani perawatan antiradang nonsteroid atau aspirin.
Bertambahnya usia kerap berbarengan dengan penambahan kerusakan jaringan mata, meski ukuran kerusakan itu sangat kecil. Umumnya, kemerosotan ini menyebabkan penumpukan lemak, protein, dan sisa sel yang disebut drusen. Efek ini semakin buruk bila penderita juga mengalami degenerasi atau kemerosotan fungsi makula.(TNA/Nlg)