Liputan6.com, Beirut: Perdana Menteri (PM) Lebanon Omar Karami mengundurkan diri, Selasa (29/3). Padahal dia baru 19 hari menjabat kembali sebagai PM. Karami merasa gagal membentuk kabinet dan menyelesaikan kebuntuan politik di negerinya.
Dalam pidato pengunduran diri, Karami menyalahkan pimpinan oposisi atas semua kegagalannya. Sebab, sejak kembali menjabat, dia mengaku sudah berulang kali berbicara dengan pemimpin oposisi. Namun mereka menolak berpartisipasi dalam pemerintahan.
Tanpa dukungan opasisi, Karami mengaku, tak siap membentuk pemerintahan baru di Lebanon. Dia juga sudah mengutarakan rencana pengunduran dirinya kepada Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri. Karami berharap Berri segera mengambil langkah politik selanjutnya.
Karami mengundurkan diri awal Maret 2005 menyusul unjuk rasa antipemerintah besar-besaran di Lebanon. Tapi 10 hari kemudian, dia kembali terpilih sebagai PM setelah memperoleh 69 suara dari 128 suara pada sidang Parlemen di Beirut [baca: Karami Kembali Menjadi PM Lebanon].(ICH/Ijx)
Dalam pidato pengunduran diri, Karami menyalahkan pimpinan oposisi atas semua kegagalannya. Sebab, sejak kembali menjabat, dia mengaku sudah berulang kali berbicara dengan pemimpin oposisi. Namun mereka menolak berpartisipasi dalam pemerintahan.
Tanpa dukungan opasisi, Karami mengaku, tak siap membentuk pemerintahan baru di Lebanon. Dia juga sudah mengutarakan rencana pengunduran dirinya kepada Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri. Karami berharap Berri segera mengambil langkah politik selanjutnya.
Karami mengundurkan diri awal Maret 2005 menyusul unjuk rasa antipemerintah besar-besaran di Lebanon. Tapi 10 hari kemudian, dia kembali terpilih sebagai PM setelah memperoleh 69 suara dari 128 suara pada sidang Parlemen di Beirut [baca: Karami Kembali Menjadi PM Lebanon].(ICH/Ijx)