Liputan6.com, Jakarta - Segala persiapan dilakukan Daerah Kerja (Daker) Madinah guna menghadapi masuknya jemaah haji Indonesia gelombang kedua yang akan bergeser dari Makkah ke Madinah. Persiapan tersebut mulai dari akomodasi, katering, dan transportasi.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun langsung meninjau beberapa penyedia jasa katering, seperti dapur katering Al Ahmadi dan Oriental Savory di Madinah.
Baca Juga
Dalam kunjungannya, Lukman didampingi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Kepala Daker Madinah M Khanif, serta Kepala Seksi Katering Daker Madinah Dewi Gustikarini.
Advertisement
Lukman mengakui, banyak sekali masukan dari jemaah haji yang ingin sekali ada makanan yang berkuah dalam makanannya, khususnya sayur-sayur berkuah untuk variasi. Tetapi persoalannya, kata dia, tidak sesedehana itu.
"Pertama kuah itu dalam kemasan, itu harus kemasan khusus agar tidak tumpah. Kedua, makanan itu mudah basi, apalagi cuaca yang panas seperti ini, proses basi itu lebih cepat," ujar Lukman, seperti dikutip dari laman www.haji.kemenag.go.id, Rabu (29/8/2018).
Menurutnya, pemerintah terus berupaya untuk merealisasikan permintaan jemaah haji tanpa mengganggu kualitas makanan itu sendiri. Bagaimanapun juga, kata Lukman, keselamatan jemaah harus diutamakan.
"Sebenarnya kita berupaya, beberapa jemaah meminta pemirintah Indonesia menyiapkan makanan yang berkuah, khususnya sayur-sayuran berkuah, untuk variasi. Tapi persoalannya, tidak sesederhana itu. Prioritas utama kita adalah kehigienitas makanan itu, selain selera," ucap Lukman.
Hasil pantauan Lukman terhadap dua perusahaan penyedia jasa katering jemaah haji tersebut, dinilai kondisinya sudah cukup baik dan relatif tidak ada masalah yang berarti.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:Â
Pendistribusian Katering
Tak hanya itu, Lukman mengaku, pendistribusian katering makanan ke hotel berbintang lima awalnya cukup terkendala. Namun, kata dia, setelah ada pendekatan dan pernyataan tertulis, masalah ini dapat diselesaikan.
Untuk evaluasi katering ini, Lukman tidak mendapatkan laporan yang berarti sejauh ini masih lancar. Dirinya juga sempat menemukan keluhan-keluhan yang bersifat teknis tapi bisa diatasi.
"Jadi di Madinah ini berbeda dengan di Makkah. Kalau di Makkah ini jemaah masa tinggalnya lama dan bisa diprediksi, jauh-jauh hari, di sini jemaah delapan hari paling lama delapan setengah hari dan harus berganti dengan jemaah lain," paparnya.
Faktor lain, lanjut Lukman, yang mempengaruhi distribusi makanan adalah keterlambatan maskapai penerbangan, baik itu Garuda maupun Saudi Airline.
"Karena makanan itu kan harus disiapkan dan memiliki durasi waktu yang tertentu, kalau melampaui ini bisa basi, tapi biasanya keterlambatan pesawat itu kan di awal-awal kedatangan saja," jelas Lukman.
Advertisement