Sukses

Suasana Kota Makkah Saat Hari Raya Idul Adha

Ribuan jemaah haji memadati jalan-jalan di Kota Makkah.

Liputan6.com, Makkah - Makkah, kota kelahiran Nabi Muhammad SAW sedikit beda pada 10 Dzulhijjah 1440 H ini. Momen saat Umat Islam seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Tak terkecuali di Kota Suci ini. 

Bila sebelumnya jalanan Kota Makkah dipenuhi lalu lalang kendaraan, kini justru ribuan jemaah haji berpakaian ihram maupun muslim biasa, lebih banyak terlihat.Cuaca Makkah pun terasa tak terlalu terik dibandingkan hari sebelumnya

Pantauan Liputan6.com, Minggu (11/8/2019), ribuan jemaah haji seluruh dunia memadati jalan-jalan Kota Makkah. Dengan berjalan kaki secara rombongan atau bersama pasangan hingga seorang diri. Dengan tujuan Masjidil Haram, Mina hingga Jamarat tempat melempar jumrah. 

Kalimat takbir, yang dikumandangkan saat Hari Raya Idul Adha terdengar dari pengeras suara masjid. Menemani langkah jemaah haji menuju lokasi ibadah guna meraih pahala. 

Petugas keamanan Arab Saudi sengaja menutup jalan bagi kendaraan lewat. Kemudian mengalihkannya ke jalur yang telah ditetapkan. Tak heran, antrean panjang atau kemacetan kerap terlihat pada jalur kendaraan  tersebut imbas penutupan jalan. 

Petugas Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPI) Arab Saudi menuturkan, penutupan jalan biasanya berlangsung hingga 12 Dzulhijjah. Demi memudahkan alur perjalanan jemaah haji. "Agar jalan lebih longgar untuk jemaah," ujar dia. 

Saat ini, jemaah baru menyelesaikan puncak haji wukuf di Arafah. Kemudian bergeser ke Muzdalifah dan berlanjut ke Mina.

Kepadatan jemaah haji juga terlihat di lokasi ibadah. Masjidil Haram, Jamarat maupun Mina. 

Jauhnya lokasi ibadah, membuka peluang warga setempat menawarkan jasa antar. Mulai dari taksi resmi, mobil pribadi hingga menggunakan motor, bisa jemaah haji temukan di jalan. 

"Haram-haram, atau Jamarat-jamarat," suara warga setempat menawarkan jasa antar, ke lokasi yang akan dituju jemaah haji. 

Kondisi panas dan kelelahan membuat banyak jemaah memilih jasa antar tersebut. Meski harus berjibaku dengan kemacetan maupun jalan yang berputar-putar.

Sebenarnya  seringkali jasa antar tak benar-benar mengantar jemaah ke lokasi. Mereka masih harus menyambung berjalan kaki meski tak terlalu jauh menuju lokasi tujuan, akibat adanya penutupan jalan. 

 

 

 

Pasangan jemaah haji Ismah dan  Farid asal Embarkasi Jakarta mengaku sempat memakai jasa antar taksi mobil pribadi saat menuju Masjidil Haram.

"Tadi saat ke Masjidil Haram, kami naik omprengan dan satu orang bayar 10 riyal," jelas dia. 

Mereka merupakan jemaah haji yang memutuskan ke Masjidil Haram usai tiba di Mina, untuk melakukan thawaf iffadah. Lokasi Masjidil Haram yang cukup jauh jadi pertimbangan memakai jasa antar. Keduanya mengaku sempat merasakan macet dan kepadatan di jalan. 

Selain  jasa antar, pedagang berbagai kebutuhan jemaah juga tampak terjaja di pinggir jalan. Baik untuk kebutuhan pribadi atau oleh-oleh. Mulai dari baju, kopiah, hijab dan lainnya. 

Tonton Video Ini: