Sukses

Sasar Pasar Jamaah Haji di Arab Saudi, KKP Siap Ekspor 500 Ton Ikan

Indonesia akan merencanakan ekspor ikan untuk kebutuhan jamaah haji di Arab Saudi. Rencananya, ekspor tersebut sebanyak 500 ton.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Erwin Dwiyana mengatakan Indonesia akan merencanakan ekspor ikan untuk kebutuhan jamaah haji di Arab Saudi. Rencananya, ekspor tersebut sebanyak 500 ton.

"Rencananya nilai belum tapi memang kalau tidak salah sekitar 500 ton," ujar Erwin dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (21/2).

Ia mengaku telah bekerja sama dengan para pelaku usaha untuk mendorong beberapa jenis ikan yang akan diekspor. Adapun ikan yang akan diekspor nantinya yakni, Bandeng, Tuna kaleng, Patin, Ikan Kaci-Kaci, dan Ikan Manyung.

"Ini yang sekarang sedang kami siapkan untuk pemenuhan haji," terang dia.

Sebelumnya, pada tahun 2019 Indonesia pernah ekspor ikan Patin sebanyak 18 kontainer untuk jamaah haji Indonesia. "Kami upayakan karena masih ada prose-proses registrasi di otoritas Arab Saudi," tambahnya.

Sebagai informasi, Wakil Presiden, Ma'ruf Amin menyebut bahwa usulan penyesuaian Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) untuk menjaga keberlanjutan subsidi bagi jemaah haji Indonesia.

"Subsidi yang diberikan pada ongkos haji itu terlalu besar, 59 persen. Karena itu, hasil optimalisasi dari pengembangan dana haji menjadi terambil banyak. Nah kalau itu dibiarkan (dana) pokoknya akan terambil dan (jemaah) haji yang berikutnya tidak akan bisa lagi diberikan subsidi," kata Wapres Ma'ruf Amin dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (25/1).

2 dari 3 halaman

Resesi Global Mengintai, KKP Bidik Konsumsi Ikan Lokal dan Katering Jemaah Haji

Ancaman resesi global bakal berdampak ke setiap sektor, termasuk sektor perikanan dan hasil turunannya. Maka, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyusun sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampaknya meluas.

Diantaranya adalah membidik penguatan pasar dalam negeri, pemilihan pasar ekspor non kovensional, hingga suplai pangan hasil perikanan dan kelautan untuk jemaah haji asal Indonesia. Pada poin terakhir, jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai 500 ton untuk konsumsi jemaah haji.

Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Erwin Dwiyana mengatakan ertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 diproyeksikan mengalami penurunan hampir di seluruh negara. Inflasi tinggi juga terjadi di negara-negara tujuan ekspor perikanan Indonesia yakni Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.

"Dari seluruh komoditas perikanan dunia, Indonesia hampir memiliki semua spesies. Jadi ini menggambarkan bagaimana kita punya comparative advantage. Kemudian ketika ada masalah di pasar tujuan utama, yang bisa kita lakukan adalah bagaimana membuka pasar baru seperti Australia yang cenderung meningkat (permintaannya)," papar Erwin mengutip keterangan resmi, Selasa (21/2/2023).

"Ada juga Korea Selatan, dan Arab Saudi dengan captive market jamaah haji. Mudah-mudahan April kita bisa ekspor untuk memenuhi katering haji jamaah Indonesia," lanjut dia.

Penyerapan Produk Perikanan

Mengacu pada data BPS, penyerapan produk perikanan di pasar domestik menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Tahun 2022 sebanyak 12,66 juta ton dan tahun 2022 tumbuh menjadi 13,11 juta ton.

Komoditas utama yang paling diincar masyarakat adalah tilapia, lele dan bandeng untuk perikanan budidaya, serta tongkol-tuna-cakalang, kembung, dan teri untuk produk perikanan tangkap.

"Kalau kita melihat peluang, ketika resesi mungkin terjadi di beberapa negara utama, maka kita harus melirik pasar dalam negeri. penyerapan produk perikanan dalam negeri terus meningkat, dan resesi (kemungkinan) tidak terjadilah di Indonesia," ungkap Erwin.

 

3 dari 3 halaman

Peluang

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food Dirgayuza menilai ancaman resesi global membuka peluang pengembangan sektor perikanan dalam negeri. Permintaan yang tinggi produk perikanan dalam dua tahun terakhir harus mampu dimanfaatkan pelaku usaha.

Maka, ID Food melalui anak usahanya, seperti Perindo melakukan inovasi-inovasi dalam memasarkan produk perikanan ke tengah konsumen. Dengan mengedepankan teknologi, pihaknya memudahkan masyarakat membeli produk perikanan dan menjamin produk yang dijual berkualitas tinggi.

"Ada beberapa tantangan yang dihadapi di tahun ini, resesi salah satunya. Ada juga tantangan regulasi atau perubahan regulasi, dorongan regulasi ke hilirisasi produk ekspor, perubahan iklim, pandemi untuk komoditas khususnya perikanan budidaya seperti udang. Kemudian tantangan pembiayaan dan adanya perang. Enam ini adalah perfect storm bagi pelaku usaha. Tapi dalam menghadapi tantangan tentu ada peluang," bebernya.

Â