Liputan6.com, Jakarta Untuk menekan jumlah penderita TB (Tuberkulosis) ataupun TB dengan HIV di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat yang batuk untuk memeriksakan diri.
Seperti disampaikan Direktur Jenderal Pengawasan Penyakit dan Pengelolaan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama bahwa batuk itu merupakan peringatandari Tuhan untuk mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh sehingga perlu diperiksa walaupun tidak semua kasus batuk itu TB.
Baca Juga
"Anjurannya, pasien batuk harus diperiksa. Salah satu kemungkinannya TB. Meskipun TB tidak terjadi pada semua orang, tapi kewaspadaan TB harus dimasukkan. Batuk itu kan tanda adanya gangguan pada saluran napas. Itu warning," kata Tjandra saat ditemui di sela-sela acara Forum Stop TB Partnership di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (3/3/2014).
Advertisement
Tjandra menerangkan, berdasarkan data Global Report 2013, prevalensi TB di Indonesia ialah 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus.
"Dari 460 kasus baru TB, 3 persen diantanya HIV. Tingginya angka ini karena kekebalan tubuh turun. Kalau kekebalan tubuh menurun, kuman TB yang tadinya tidur bisa bangun. Maka itu penting menjaga daya tahan tbh," ungkapnya.
Â