Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda mungkin telah mengetahui pentingnya stimulasi pada bayi sejak lahir. Dari mulai memijat bayi hingga mengajak anak berbicara untuk menstimulus kotakasa dalam bahasanya. Cara menstimulus anak ini, salah satunya bisa dilakukan dengan cara membacakan dongeng pada anak.
Masalahnya, menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang, dr. Soedjatmiko, Sp. A (K), Msi, orangtua seringkali keliru dalam membacakan cerita atau dongeng pada anak sehingga anak tidak terstimulus secara optimal."Kalau dongeng pada anak itu harus pelan-pelan. Kalau bisa setelah cerita si Kancil, diem dulu. Dengan begitu anak akan berpikir kancil itu seperti apa sehingga otaknya berfungsi dengan baik. Ini juga cara melatih otaknya," kata Soedjatmiko saat ditemui dalam acara 3 langkah cerdas SUN dalam dukung Program 1.000 hari pemenuhan Gizi untuk Negeri di kawasan Kebagusan Raya, Jakarta, Selasa (4/3/2014).Bagi Soedjatmiko, dengan membacakannya dongeng, fungsi indera anak mestinya semua berfungsi. Baik auditori (pendengaran), kognitif (perilaku) maupun emosinya. Ini penting karena jika rangsangan yang diterimanya baik, tumbuh kembang anak akan optimal."Harus balance semua. Biarkan anak bicara sekalipun ia memotong pembicaraan saat mendongeng. Dengan begitu, kita bisa mengajarkan emosi pada anak apakah dia senang atau sedih saat dalam proses pembelajaran. Bila perlu anak yang melanjutkan ceritanya," jelas Soedjatmiko.