Liputan6.com, Jakarta Kalau orang salah tetapi keukeuh (Sunda : bersikeras) merasa tidak bersalah itu rasanya menjengkelkan. Psikolog Nunki Suwandi mengatakan memang masih banyak orang yang merasa tidak bersalah ketika dia melakukan sesuatu yang sebenarnya salah.
"Itu seperti reaksi perlindungan mereka. Dia sebenarnya salah tetapi tidak ingin mengaku salah. Salah satu psikiater negara lain mengatakan 90 persen pelaku kejahatan tidak merasa bersalah walaupun sudah di dalam penjara," kata Nunki, Kamis (13/3/2014).
Hal ini yang menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. "Orang-orang seperti ini yang perlu disoroti, ketika mereka terus melakukan hal ini maka yang terjadi bisa saja dia akan melakukan sesuatu yang lebih jahat lagi," ujar Nunki.
Misalnya ada kasus salah satu dokter yang tidak disebutkan namanya masih dengan status bebas bersyarat dirinya mencalonkan diri masuk ke dalam organisasi sosial yang besar.
"Ini terjadi karena dia tidak merasa bersalah. Untuk mencegahnya kita perlu pendekatan khusus. Wong masih punya tanggungan masalah malah mencalonkan untuk organisasi soial. Orang seperti inin yang butuh perhatian. Kita tidak bisa mendekati dengan cara keras karena dia akan balik menjadi keras," kata Nunki
Nunki berharap semua pihak dapat menjalin kerjasama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal baik dan yang tidak baik.
"Tidak hanya anak-anak yang butuh sosialisasi, orangtua juga perlu. Apa yang terjadi di masa depan tidak terlepas dari bayang-bayang masa lalu, ketika masa lalu anak memang terbiasa dengan hal yang tidak baik maka besarnya juga seperti itu," kata Nunki.
90 Persen Pelaku Kejahatan Tak Mau Ngaku Salah
Psikolog Nunki Suwandi mengatakan memang masih banyak orang yang merasa tidak bersalah ketika dia melakukan sesuatu yang sebenarnya salah.
Advertisement