Liputan6.com, New York Perempuan terkenal sulit mencapai puncak kenikmatan seksual (orgasme). Tapi tidak bagi Liz dari Seattle yang mengalami orgasme sampai 12 kali dalam sehari. Perempuan ini yang pernah masuk UGD gara-gara orgasme selama tiga jam.
Liz mengatakan, pengalaman itu menyenangkan di lima menit pertama. Tapi, orgasme yang dialaminya tak berhenti hingga 3 jam sehingga ia harus mendatangi rumah sakit.
"Awalnya itu hanya terjadi setelah berhubungan seks tapi akhirnya, itu sampai ke titik di mana saya melakukan hal-hal seperti menonton televisi, berjalan-jalan, dan saya mengalami orgasme terus menerus," kata Liz seperti dilansir MailOnline, Jumat (14/3/2014).
Apabila orgasme hanya berlangsung singkat, Liz masih bisa menahannya dengan tahan napas dan semua selesai. "Itu sangat menyedihkan. Ini sampai di mana saya mengalami 12 orgasme spontan yang berkepanjangan dalam satu hari. Saya pergi dari satu spesialis ke spesialis lain dan mereka tak tahu apa yang harus dilakukan. Itu adalah waktu yang sangat sulit di dalam hidup saya," ujar Liz.
Ketika Liz gagal menghentikan orgasme yang dialaminya, ia panik dan menelepon setiap dokter untuk menemukan cara menghentikan sensasi yang tak diinginkannya. Dengan bantuan pacarnya Eric, ia mencoba melompat-lompat, minum segelas anggur, dan mengambil antihistamin dalam upaya untuk menghentikannya.
Eric yang melihat upaya itu tak berhasil, langsung membawanya ke A&E. Saat itu dokter yang menangani Liz juga kebingungan dengan orgasme yang dialami Liz. "Para dokter terus bertanya kepada saya,`Apakah Anda yakin pasangan Anda tidak menggunakan obat-obatan atau semacamnya?`," kata Liz.
Akhirnya, orgasme itu berhenti tanpa bantuan petugas medis. "Ini adalah pengalaman fisik, emosional, dan mental yang berat dengan mengalami orgasme selama tiga jam," kata Liz.
Berawal dari Salah Diagnosa
Meski orgasme marathon terlah berakhir, ternyata masalah Liz belum usai. Liz jadi sering mengalami orgasme yang terus menerus, terkadang sehari bisa 12 kali.
Dokter awalnya bingung dan akhirnya menduga penyebab masalah itu dari gangguan bipolar yang telah disalah diagnosa sebagai depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
"Antidepresan memperburuk disfungsi multi- orgasme karena mengubah kimia di otak," kata Direktur Institute of Sexual Medicine di Amerika Serikat, Dr Irwin Goldstein.
Untuk mengatasi kedua gangguan yang dialami Liz, yakni bipolar dan orgasme terus menerus, dokter meresepkannya asam valproik yakni zat yang memperlakukan bipolar dan pada saat yang sama menekan bahan kimia otak yang digunakan selama orgasme.
"Butuh waktu sekitar empat sampai lima bulan sebelum dikendalikan dan itu mungkin sudah sekitar satu tahun sejak saya meminumnya,
"Dari diagnosa saya mungkin saya harus minum obat-obatan setiap hari selama sisa hidup saya dan saya tak hidup dalam ketakutan. Saya memiliki kehidupan seksual yang sangat bahagia dan saya tak harus hidup dalam ketakutan," kata Liz.
Baca Juga:
Advertisement