Sukses

Tak Ada Biaya, Orangtua Ini Masukkan Bayinya ke Lemari Es

Tak ada biaya, orangtua merawat bayinya yang prematur di rumah saja, dengan memasukannya ke dalam lemari es polystyrene selama lima bulan.

Liputan6.com, New Delhi Tidak memiliki uang lebih untuk biaya perawatan anaknya yang terlahir prematur di ICU, membuat Aruna dan Ramse Chauhan memutuskan merawat sang buah hati di rumah saja, dengan memasukannya ke dalam lemari es polystyrene selama lima bulan.

Ini dilakukan keduanya atas saran dokter yang merawat anaknya selama di ICU.

Pada Oktober 2013, Mithilesh Chauhan dilahirkan dua bulan lebih cepat dari waktu kelahiran yang sebenarnya di Rumah Sakit Alliance, Mumbai, India. Saat lahir, berat Mithilesh hanya 3 pounds 3 ons (1,45 kilogram) dan membutuhkan pemantauan lebih karena rentan terhadap infeksi.

Saat anak itu dimasukan ke dalam ICU, Aruna dan Ramse memilih untuk meminjam uang dari saudaranya demi membiayai perawatan anaknya tersebut.

Tapi, lama kelamaan uang yang dipinjamnya habis, dan tak mungkin keduanya meminjam kembali uang ke saudara lainnya. Maka itu, keduanya mencoba untuk melihat ICU di rumah sakit lain dan lebih murah, tapi ternyata daftar tunggunya terlalu lama.

Sadar akan keselamatan dan kesehatan Mithilesh, dokter di rumah sakit itu memberikan saran perawatan alternatif dan tidak konvensional kepada Aruna dan Ramse, yaitu memasukan anaknya ke dalam lemari es.

"Dia menyarankan itu. Katanya itu lebih baik daripada tidak sama sekali, dan bisa menyelamatkan nyawa bayi kami. Suami saya akhirnya membeli kotak dari pasar pasar ikan, dan membuat lubang di dalamnya," kata Aruna Chauhan, 34 tahun, seperti dikutip Fox News, Kamis (20/3/2014)

Setelah 20 hari di ICU, bayi malang itu dapat keluar dari rumah sakit dan dirawat di rumah menggunakan lemari es oleh kedua orangtuanya. Awalnya memang mengerikan, tapi karena tak ingin sesuatu terjadi pada anaknya itu, Aruna dan Ramse pun percaya bahwa itu akan berjalan maksimal.

Tapi siapa sangka, selama lima bulan di lemari es, berat badan Mithiles tidak mengalami perubahan, tetap kurus. Akhirnya, saat ini anak itu kembali menjalani perawatan medis selama 24 jam di Rumah Sakit Wadia untuk anak-anak, dan pihak rumah sakit memutuskan untuk menggratiskan biaya perawatannya.