Sukses

Stres Bisa Tunda Kehamilan dan Bikin Perempuan Tak Subur

Kehamilan yang tak kunjung terjadi bisa membuat pasangan cemas. Peneliti menduga, stres prakonsepsi bisa berperan dalam infertilitas.

Liputan6.com, London Kehadiran buah hati di dalam keluarga tentu menjadi dambaan hampir setiap pasangan suami istri. Namun, kehamilan yang tak kunjung terjadi bisa membuat pasangan cemas.

Peneliti menduga, stres prakonsepsi bisa berperan dalam infertilitas (tak subur). Data yang dimiliki para peneliti itu menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Inggris. Penelitian itu menunjukkan hubungan antara stres tinggi dan berkurangnya kemungkinan hamil.

Temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction seperti dilansir medicalxpress, Rabu (26/3/2014).

Direktur Epidemiologi Reproduksi di The Ohio State University Wexner Medical Center, Courtney Denning - Johnson Lynch menemukan, perempuan yang kadar alpha-amylase (indikator biologis dari stres yang diukur dalam air liur) tinggi, maka kemungkinan untuk hamil setiap bulannya 29 persen lebih rendah dan lebih dari dua kali lebih mungkin mengalami infertilitas (tak hamil dalam 12 bulan meski berhubungan intim tanpa kondom). Hasil ini berbeda jika dibandingkan dengan perempuan yang tingkat enzim proteinnya rendah,

Peneliti melacak 501 perempuan Amerika Serikat (AS) usia 18 hingga 40 tahun yang bebas dari masalah kesuburan serta yang baru mulai mencoba hamil. Peneliti kemudian mengikuti pasangan tersebut selama 12 bulan atau sampai hamil.

Para responden kemudian diambil sampel air liurnya yang dikumpulkan dari peserta di pagi hari setelah pendaftaran dan pagi setelah hari pertama siklus haid. Spesimen yang tersedia pada 373 perempuan itu kemudian diukur kadar alpha - amilase dan kortisol, dua biomarker stres.

"Pada penelitian kedua ini kami menunjukkan perempuan yang stres biomarker salivanya tinggi dalam alpha - amilase maka kemungkinan hamilnya lebih rendah dibandingkan perempuan yang biomarkernya tingkat rendah," kata Lynch.

Lynch mengatakan, hasil penelitian ini harus mendorong perempuan yang sulit hamil untuk mempertimbangkan mengelola stres dengan teknik pengurangan stres seperti yoga, meditasi, dan mindfulness.

Namun, Lynch menjelaskan bahwa pasangan tak harus menyalahkan dirinya sendiri jika mengalami masalah kesuburuan seperti stres karena itu bukanlah satu-satunya atau faktor yang paling penting yang berhubungan dengan kemampuan perempuan untuk hamil.