Liputan6.com, Jakarta Seorang ahli biokimia Katherine Reid berpikir bahwa penyedap rasa atau monosodium glutamat (MSG) bisa memperburuk kondisi anak autis.
Seperti ditulis Newser, Rabu (26/3/2014), Menurut Reid, MSG akan terasa percuma bila dikonsumsi anak autis. "Bahkan jika pada label makanan juga menyebutkan 1 persen MSG akan sia-sia membantu anak autis berubah sikap."
Baca Juga
Reid mengatakan hal tersebut tidak sembarangan, anak keduanya mulai menunjukkan tanda-tanda autisme sejak usia 2 tahun, Jadi Ia tahu betul reaksi anak autis yang perlu perhatian khusus.
Advertisement
"Amukan, perilaku berulang, masalah komunikasi ini terkait dengan masalah pencernaan. Sejak itu, saya mulai memilih diet, pertama menghilangkan gluten dan susu, kemudian MSG," jelasnya.
Reid menyampaikan, MSG pada anak autis dapat mengganggu fungsi saraf dan glutamin dalam MSG dapat memperburuk ketidakseimbangan. Dan yang menarik, saat diet tanpa MSG ini diterapkannya pada anaknya, gejala seperti amukan tidak pernah lagi ada.
"99 persen dari 75 anak-anak autis yang saya perhatikan menjadi berperilaku baik secara drastis dalam waktu lima minggu tanpa mengonsumsi MSG," jelas Reid.
Meski begitu, salah satu dokter yang merawat anak-anak dengan autisme mengatakan ia akan mencoba diet karena ia tidak yakin anak autis bisa bersikap baik tanpa MSG. 99% dari 75 anak-anak autis dia telah bekerja dengan arahnya Unblind My Mind dasar "meningkat secara drastis dalam waktu lima minggu."