Liputan6.com, Jakarta Keluarga berencana (KB) memiliki pengaruh besar dalam pengendalian penduduk di Indonesia. Terlebih dalam menekan angka kematian ibu (AKI) yang belum mencapai target MDG's 2015.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M. Kes mengatakan bahwa program KB dengan kematian ibu memiliki hubungan erat. Maka itu, sudah sejak lama IBI bekerja sama dengan BKKBN dan Kemenkes, serta memiliki peran dalam program, karena 80 persen layanan KB dilaksanakan oleh bidan.
"Bayangkan, kalau tidak ada KB selama ini, mungkin sudah 400 sampai 500 juta penduduk di Indonesia saat ini," kata Emi menjelaskan dalam dalam Rapat Koodinasi Nasional (Rakornas) Kemitraan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun 2014, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (25/3/2014)
Namun sayang, kendala yang dihadapi oleh KB berasal dari masyarakat perdesaan yang masih mempercayai bahwa banyak anak banyak rezeki. Padahal, semakin banyak seorang ibu melahirkan, semakin berisiko pada kematian. "Semakin banyak anak, semakin besar risiko untuk terjadi komplikasi. Jadi, kalau program KB itu sukses apalagi 2 anak, itu akan sangat aman bagi ibu dalam menjalani proses persalinan," kata Emi menambahkan
Meski saat ini KB dikatakan stagnan, tapi masih bisa dikatakan ada hasilnya, yakni pengendalian penduduk dan pertambahannya tidak terlalu besar."Itu karena masih adanya KB, hanya mungkin tidak maksimal dalam upayanya," kata Emi menekankan.
Banyak Anak Banyak Komplikasi
Keluarga berencana (KB) memiliki pengaruh besar dalam pengendalian penduduk di Indonesia. Terlebih dalam menekan angka kematian ibu (AKI).
Advertisement