Liputan6.com, Jakarta Orang lanjut usia (lansia) berisiko mengalami penyakit degenerasi makula atau disebut age-related macular regeneration (AMD). Biasa, penyakit ini ditandai dengan hilangnya pusat penglihatan karena terjadi kerusakan bertahap pada makula.
Staf Pengajar Vitreoretina Departemen I Kesehatan Mata FKUI-RSCM, Dr. Elvioza, SpM menjelaskan, AMD terbagi atas dua tipe, kering dan basah. Sekitar 80 sampai 90 persen pasien AMD adalah tipe kering dan dalam waktu delapan tahun menyebabkan kebutaan. Sedangkan pasien tipe basah hanya 10 sampai 20 persen, di mana dalam kurun waktu 1 sampai 2 tahun dapat menyebabkan kebutaan pada 80 persen penderita.
Baca Juga
Dari keduanya, tipe basalah yang paling ditakuti. Tapi, bila ada orang disekitar Anda yang sudah mengalami AMD ini, maka dapat diobati dengan beberapa cara.
Advertisement
Berikut pilihan pengobatan AMD tipe basah, seperti dijelaskan Elvioza:
Laser
Sinar laser akan menghancurkan pembuluh darah yang rapuh. Namun sayang, laser hanya cocok untuk sebagian kecil pasien.
Elvioza mengatakan, laser ternyata tidak dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi, hanya memperlambat kebutaan.
"Misalnya dalam satu tahun akan mengalami kebutaan, dengan laser butanya terjadi setelah dua tahun," kata dia menjelaskan dalam acara 'Keeping the Vision To See the Future: New Treatment for AMD', ditulis pada Jumat (28/3/2014)
Bahkan parahnya, ada pasien yang justru buta karena laser itu sendiri. Selain itu, ketika kambuh, pasien akan dilaser lagi dan begitu seterusnya.
Photodinamik + Verteporin
Ketika memilih pengobatan ini, obat akan disuntikan ke pemburuh darah di tangan, dan diaktifkan dengan sinar. Sinarnya bertenaga rendah, tapi tidak akan merusak retina pasien.
Hanya saja, jelas Elvioza, ketika melakukan pengobatan ini, tidak dapat memperbaiki penglihatan hanya memperlabat progres dari penyakit itu sendiri.
Penghambat pembentukan pembuluh darah baru (Angiogenesis)
Menurut Elvioza, angiogeness merupakan pembentukan pembuluh darah baru. Untuk membentuk pembuluh darah baru, dibutuhkan protein sebagai faktor pertumbuhan yang disebut dengan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)
Salah satu penghambat angiogenesis adalah Afilbercept, terbuat dari fusi protein reseptor VEGF 1 dan 2.
Afilbercept merupakan obat yang disuntikkan ke dalam mata menggunakan jarum yang tipis dan pendek. Dikatakan Elvioza bahwa prosedur ini hanya memakan waktu beberapa menit dan tidak sakit. Selain itu, cairan yang disuntikan akan diserap oleh makula.
"Jarum yang digunakan sangat halus sekali, lebih halus dari bulu mata. Ukurannya 30G dan pasien tidak akan terasa sakit. Lagi pula, obat ini dimasukan ke mata hanya 0,05 cc, itu tidak sampai satu tetes," kata dia menjelaskan.
Dengan berkurangnya kadar VEGF di dalam tubuh, tambah Elvioza, maka pebentukan pembuluh darah baru akan dihambat
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini, penghambat angiogenesis merupakan pengobatan standar untuk AMD tipe basah terutama bila kerusakan ada pada fovea.
"Penghambat ini juga dapat menjaga atau meningkatkan fungsi penglihatan penderita AMD tipe basah. Dan, fungsi penglihatan dapat diperiksa denagan diagram Snellen," kata Elvioza
Untuk waktu penyuntikan, dilakukan tiap dua bulan sekali, dan pasien harus merogoh kocek sekitar Rp 12 juta untuk satu mata. Bila yang mengalami AMD kedua mata Anda, maka biaya dikalikan dua.