Sukses

Program KB Jangan Muluk-muluk yang Penting Tepat Sasaran

Pemkot Pontianak menggencarkan kembali program Keluarga Berencana (KB) yang beberapa tahun belakangan mulai ditinggalkan.

Liputan6.com, Pontianak Hingga saat ini Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Caranya dengan menggencarkan kembali program Keluarga Berencana (KB) yang beberapa tahun belakangan mulai ditinggalkan.



Bertempat di Aula Kencana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, BKKBN Kota Pontianak menggelar rapat kerja daerah. Rapat tersebut dibuka langsung oleh Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dengan mengangkat tema `Pemantapan Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Tahun 2014 menuju akhir rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014 Menyongsong Pasca Millenium Develooment Goals (MDGs) 2015`.



Menurut Edi, permasalahan kependudukan ini erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. "Membatasi jumlah anak ini nantinya akan berpengaruh dengan peningkatan pendidikan, yang nantinya akan mengubah sudut pandang masyarakat dalam merencanakan masa depan keluarga, perencanaan yang lebih baik akan bisa mendatangkan kesejahteraan yang lebih baik juga," ujar Edi pada sejumlah wartawan.



Edi mengklaim, dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,9 persen per tahun, Pemerintah Kota Pontianak memiliki tugas yang cukup berat untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.



"Ada banyak faktor yang menyebabkan tidak terkontrolnya angka kelahiran, ada kelahiran yang tidak diinginkan yang disebabkan pergaulan bebas, atau ada juga yang karena keluarga tersebut tidak mau mengikuti program KB," kata Edi.



Edi berharap hasil dari rapat kerja daerah harus nyata dilakukan. "Jangan terlalu muluk-muluk dalam membuat kegiatan, yang penting tepat sasaran, jelas, dan benar-benar bisa direalisasikan," katanya.



Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BPMPAKB) Kota Pontianak, Darmanelly, persoalan yang paling utama ingin ditekan adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam memastikan pembatasan jumlah anak dalam keluarga.



"Sekarang ini jumlah pengguna KB meningkat sangat baik di sini.  Kota Pontianak sudah menjadi yang tertinggi dalam pencapaian peserta KB di Kalimantan Barat, tetapi belum sesuai dengan target yang kami inginkan. Masih ada kelompok masyarakat yang ingin terus kami bina," katanya. (Raden AMP)