Sukses

BKKBN Berikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

Salah satu target prioritas program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga adalah memberikan edukasi ke remaja.

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan kesehatan reproduksi pada generasi perlu dilakukan agar mencapai target RPJMN 2014 dan target MDGs 2015, serta mempersiapkan program aksi FP 2020. Ini merupakan salah satu target prioritas program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKB&PK).

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,Sp.GK, ini berguna untuk mendewasakan usia kawin pertama dan menurunkan angka kelahiran remaja usia 15 sampai 19 tahun melalui program Generasi Berencana.

"Program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh institusi pendidikan forman dan non formal, serta perguruan tinggi dengan program utama 'pendidik dan konselor sebaya' yang ramah remaja melalui Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja/Mahasiswa," kata Fasli menjelaskan dalam acara High Level Seminar on the ICPD Beyond 2014 Review di Grand Melia, Jakarta, Selasa (1/4/2014)

Lebih lanjut Fasli mengatakan, sesuai data UNDP 2012, Human Development Index (HDI) Indonesia masih jauh dari harapan. Meskipun skors indeks mengalami kenaikan, tapi ranking mengalami penurunan yang relatif tajam.

Di lain pihak, kata Fasli, struktur piramida penduduk Indonesia mengindikasi adanya masalah 'triple burden'. "Atau biasa disebut dengan beban ganda pada tiga kelompok usia. Usia anak/balita, kelompok remaja, dan kelompok usia lanjut," kata Fasli menambahkan.

Khusus untuk kelompok remaja dari total populasi di Indonesia, 28 persen atau sama dengan sepertiganya, merupakan penduduk usia remaja. Besarnya, mencapai 64 juta jiwa. "Besarnya jumlah kelompok usia remaja ini, jelas memerlukan perhatian dan penanganan serius dari seluruh pihak," kata Fasli menekankan.