Liputan6.com, Jakarta Wanita yang kekurangan kalsium dan vitamin D menempatkannya pada risiko osteoporosis sejak usia dini. Maka itu, penting bagi wanita untuk menjaga tulang tetap sehat dan kuat.
Konsultan Ginekologi Sunrise Group of Hopitals, Dr. Aby K Koshy menjelaskan, osteoporosis adalah sebuah kondisi medis di mana terjadinya penurunan massa dan kekuatan tulang serta kerusakan struktur tulang yang rentan terhadap patah tulang.
Selain itu, Osteoprosisi juga disebut sebagai pembunuh diam-diam (sillent killer). Karena kebanyakan orang dengan osteoporosis mungkin tidak memiliki gejala sampai mengalami patah tulang.
Faktor risiko
Seseorang berada pada risiko osteoporosis jika dia memiliki sejarah patah tulang atau memiliki riwayat osteoporosis patah tulang yang berhubungan.
Seorang wanita yang mengalami menopause sebelum usia 45 tahun, atau yang indung telurnya telah diangkat sejak usia dini, berada pada risiko yang lebih tinggi karena kekurangan hormon estrogen.
Pun dengan berat badan. Wanita yang memiliki berat badan kurang dari 57 kilogram juga berisiko mengalami osteoporosis sama seperti orang yang merokok dan mengonsumsi alkohol secara rutin.
Obat-obat tertentu seperti kortikosteroid, jika dikonsumsi selama lebih dari 3 bulan, menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi.
Diagnosis
Tes yang paling tepat untuk mendiagnosa penyakit ini ada dengan X-ray absorptiometru dual (DEXA) scan. Ini sangat berguna untuk mendiagnosa penyakit dan juga menilai respons terhadap pengobatan.
Scan DEXA direkomendasikan untuk semua wanita berusia 65 tahun.
Seperti dikutip Health Me Up, Kamis (2/4/2014) jika seseorang wanita memiliki salah satu faktor risiko yang disebutkan di atas, scan sejak usia dini sangat dianjurkan.
Mengenal Penyakit Osteoporosis pada Wanita
Wanita yang kekurangan kalsium dan vitamin D menempatkannya pada risiko osteoporosis sejak usia dini.
Advertisement