Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 16 organisasi Keagamaan bersama Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan Wakil Menteri Agama Prof.Dr. Nasaruddin Umar, MA hari ini menandatangi Seruan Nasional Penghapusan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Menurut Wamenag, acara yang berlangsung di Balai Sarbini, Jakarta ini menyerukan kepada seluruh masyarakat agar tidak ada lagi yang mengucilkan apalagi mendiskriminasi OYPMK.
"Khususnya bagi masyarakat muslim. Memang ada hadist yang kalau diartikan `Hindarilah penyakit kusta seperti menghindari binatang buas`. Tapi tak banyak yang mengetahui, setelah itu Nabi makan bersama orang kusta dalam satu baki (piring Arab yang besar) menggunakan tangan. Bukan hanya sekali, tapi sering," kata Wamenag, Kamis (3/4/2014).
Untuk itu, Wamenag menyerukan, umat Islam harus memberikan perhatian khusus pada para penderita kusta apalagi yang sudah sembuh. "Nggak usah menjauh. Sebab mereka nggak ada masalah. Jadi tidak ada alasan untuk mengucilkan dan tidak boleh menjauhinya."
Mengapresiasi pernyataan wamenag, menkes menyampaikan harapan yang besar pula pada masyarakat untuk benar-benar menghilangkan stigma mantan penderita kusta. Stigma muncul karena ketakutan pada kusta.
"Seruan nasional ini tentu sangat penting. Kenapa ada stigma? Karena mereka takut. Kenapa takut, orang Indonesia bukan orang jahat. Tapi mereka mengucilkan. Untuk itu dengan seruan ini semua tokoh agama bergabung," ungkap Menkes.
Menkes menambahkan, mengapa wamenag bilang jauhi orang kusta tapi di belakangnya Nabi makan bersama orang kusta.
"Inilah ada message yang yang tidak lengkap. Apalagi kondisi dulu beda dengan sekarang. Sekarang kita tahu sebabnya. Kusta ini tidak mudah menular. Butuh kontak bertahun-tahun hingga meninggal. Kemudian kalau ada yang baru terinfeksi bisa diobati," tandasnya.
Jangan Jauhi dan Kucilkan Mantan Penderita Kusta!
Wamenag Prof.Dr. Nasaruddin menyerukan umat islam memberikan perhatian khusus pada para penderita kusta apalagi yang sudah sembuh.
Advertisement