Liputan6.com, Jakarta 'Aku butuh donatur agar anakku panjang umur' begitulah kalimat yang pertama kali keluar dari mulut seorang ibu yang ditemui tim Health Liputan6.com, Minggu (6/4/2014) di dalam rangkaian gerbong CommuterLine. Muslimah (34) terlihat menggendong sang buah hati, Rahma Rohidatul Aishy yang terkulai lemah seakan tidak memiliki tulang dengan selang dihidung.
"Selang ini sudah dipasang sejak lahir, kalau anakku tidak pakai selang ya tidak ada cairan yang bisa masuk ke dalam tubuhnya. Tubuhnya lunglai, kalau didiamkan badannya bisa melengkung. Aku butuh donatur supaya dia panjang umur," kata Muslimah dengan air mata yang terus bercucuran.
Dengan kain gendongannya, Muslimah menyeka air mata yang terus saja mengalir. Warga Jembatan Besi, Jakarta Barat ini setiap dua kali dalam satu minggu membawa Rahma berobat ke dokter.
"Berobatnya itu dua kali dalam seminggu, Rahma harus terapi dan diberikan obat. Tetapi keuangan keluarga tidak mencukupi, suami hanya berdagang kecil-kecilan yang penghasilannya hanya Rp 25.000," kata Muslimah.
Pendapatan Rp 25.000 tidak menutupi kebutuhan pengobatan Rahma, dengan muka malu Muslimah bercerita dirinya selalu dibantu tetangga atau keluarga.
"Saya malu, pengobatan Rahma begitu mahal. Terlebih saya butuh dana sekarang Rp 2 juta lebih untuk membeli kacamata khusus dan pemeriksaan ERG. Alat itu untuk mengetahui apakah Rahma bisa melihat atau tidak," kata Muslimah.
Â
Teman Rahma yang Lain Sudah Tiada
Keinginan kuat untuk membuat anaknya sembuh sangat terlihat dari ekspresi wajah Muslimah. "Saya hanya mau anak saya panjang umur, walaupun dokter bilang tidak banyak kesempatan untuk hidup tetapi saya yakin umur Allah yang menentukan," kata Muslimah.
Muslimah mengatakan semua teman Rahma yang menderita penyakit yang sama sudah kembali kepada Tuhan Y
Advertisement
ang Maha Esa. "Kini hanya tinggal Rahma, di rumah sakit yang sama dengan Rahma semuanya sudah tiada. Saya hanya ingin Rahma panjang umur," kata Muslimah.
Tangis Ibu dua orang anak ini kembali pecah ketika melihat wajah sang anak yang begitu menggemaskan. Bayi sekecil itu sudah merasakan penderitaan yang begitu berat.
"Dia cuma anak kecil, mungkin dia pilihan Tuhan. Saya cuma dititipkan, berusaha untuk yang terbaik untuk Rahma. Saya bingung anak pertama saya juga mengalami kelainan ADHD, sekarang Rahma menderita Sifilis atau otak yang tidak berkembang," kata Muslimah
Kalaupun Hidup, Rahma Cacat Permanen
Muslimah terus saja menangis tanpa menghiraukan penumpang kereta arah Duri ke Manggarai. "Saya bisa apa, paling berat itu ongkosnya sehari pergi bisa Rp 50 ribu. Belum lagi popok untuk Rahma dan susu juga. Walaupun ada BPJS tetapi saya masih butuh donatur. Saya hanya ingin Rahma panjang umur," kata Muslimah.
Kalimat panjang umur selalu tercetus dari mulut ibu ini sembari menciumi kening bocah yang lahir 6 Januari 2012 ini. "Kalaupun dia nanti hidup menurut dokter dia akan cacat permanen. Karena otaknya tidak berkembang seperti ora
ng lain ditambah epilepsi sejak lahir," kata Muslimah. Â