Sukses

Percuma Pakai Inhaler Bila Penderita Asma Masih Bandel

Inhaler yang menjadi pilihan bagi penderita asma tergolong parah, tak akan bekerja maksimal bila pasien masih bandel

Liputan6.com, Jakarta Inhaler yang menjadi pilihan bagi penderita asma tergolong parah, tak akan bekerja maksimal bila pasien masih saja mengonsumsi makanan cepat saji dan gemar mengonsumsi minuman manis.

Peneliti dari Australia menemukan, pasien yang masih mengonsumsi makanan tidak sehat, akan mengganggu relaksasi dari saluran udara. Akibatnya, inhaler menjadi percuma bila suatu waktu digunakan.

Dalam sebuah studi yang dipimpin oleh Profesor Lisa Wood, Kepala Program Gizi di Pusat Asma dan Penyakit Pernapasan di University of Newscastle, New South Wales, meneliti inflamasi Index Dietary (DII) untuk menilai potensi imflamasi diet masing-masing individu. Kemudian, peneliti membandingkan DII di antara penderita asma dengan orang yang sehat, untuk menemukan adanya hubungan antara asma dan diet.

Hasilnya, ditemukan bahwa skor DII lebih tinggi di antara penderita asma.

Peneliti mengatakan, tiap 1 unit peningkatan skor DII, risiko asma meningkat sebesar 62 persen. Selain itu, tim juga menemukan, fungsi paru-paru berkurang sekitar sepersepuluh pada sepertiga pasien dengan skor DII tertinggi versus sepertiga pasien terendah.

Profesor Wood mengatakan, diet yang biasa dikonsumsi oleh penderita asma dalam hal ini adalah pro-inflamasi, relatif terhadap makanan yang dikonsumsi dalam kontrol dan status yang sehat, sebagaimana dinilai menggunakan skor DII

Dikutip laman Daily Mail, Selasa (8/4/2014), yang dimaksud dengan proinflamasi adalah produk yang mengandung gula atau tepung, seperti roti, pasta, kentang, nasi putih, soda, keju keras, jus buah, tepung, dan granola.