Liputan6.com, Jakarta Orangtua mana yang tak hancur hatinya mengetahui anak yang dilahirkannya mendapat pelecehan seksual. Itupula yang dialami ibu korban pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS). Tapi, sang ibu selalu mendukung anaknya dan mencari keadilan demi buah hati tercinta. Wanita kelahiran Surabaya itu pun menganggap putra sulungnya itu sebagai seorang pahlawan.
Menurutnya, keberanian sang anak bisa membuat sejumlah korban lainnya ikut bicara.
"Karena dia berani bicara sama aku, akhirnya anak-anak lainnya yang mengalami masalah yang sama dengan dia, sudah mulai bicara," tulis ibu korban dalam pesan di BlackBerry Messenger yang tersebar melalui Instagram, Kamis (17/4/2014).
"Jadi anakku dipakai/diizinkan Tuhan mengalami hal ini untuk mengungkap kebejatan geng pedofili yang selama ini ditutup-tutupi hanya untuk menjaga nama baik sekolah," tulisnya.
Wanita kelahiran tahun 1974 tersebut juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap dukungan dari teman-temannya. Musibah yang dialami keluarganya itu membuatnya tak bisa menjawab telepon atau membalas SMS satu persatu.
"Aku masih nggak siap bicara, aku masih stres," tulisnya.
Masalah yang dialami putranya, lanjut wanita itu, sebenarnya sudah berlangsung lama sejak 21 Maret 2014. Tapi, ia merasa tak mendapat keadilan dari JIS.
"Aku mencoba sabar menutup-nutupi, akhirnya aku nggak tahan, aku speak up! Cari keadilan..."
Seperti diketahui, bocah berusia 6 tahun dengan inisial A menjadi korban tindakan asusila di sekolahnya sendiri yang diduga dilakukan petugas kebersihan. Sejauh ini polisi baru menetapkan 2 tersangka dalam kasus pelecehan seksual bocah A yakni pria berinisial AI dan VA. Seorang perempuan berinisial AF yang awalnya diduga terlibat, dilepaskan.