Liputan6.com, Jakarta Pengalaman pahit yang dialami bocah A (6), siswa TK Jakarta International School (JIS), membuat hati sang ibu hancur. Ia sampai menyesali telah menyekolahkan anaknya di sekolah yang bertaraf internasional tersebut.
"Bayaran di sana itu kan US$ 2.700, tapi kenapa penjagaan terhadap anak-anak bisa sampai kebobolan. Malah itu tidak terjadi satu kali, berkali-kali. Saya menyesal," kata Ibu Korban, T saat dihubungi Tim Health liputan6.com, Kamis (17/4/2014).
Walaupun mengaku menyesal, T menganggap kasus ini merupakan musibah untuk keluarganya dan meyakini akan ada hal indah ke depannya. "Ini musibah untuk kami, mungkin anak saya dipilih Tuhan untuk membantu korban lain muncul. Kami hanya ingin melindungi semua anak-anak membuat mereka nyaman dan merasa aman. Bukan hidup dengan ketakutan," kata T.
T merasa kecewa dengan respons sekolah yang terbilang acuh dengan kasus ini. "Respons mereka itu telat sekali, ketika saya sudah speak up baru mereka menghubungi saya. Mereka tidak menggubris laporan saya, saya kecewa dan marah," kata T.
Seperti diketahui, bocah A menjadi korban tindakan asusila di sekolahnya sendiri yang diduga dilakukan petugas kebersihan. Sejauh ini polisi baru menetapkan 2 tersangka dalam kasus pelecehan seksual bocah A, yakni pria berinisial AI dan VA yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah korban. Seorang perempuan berinisial AF yang awalnya diduga terlibat, dilepaskan.
Ibu Korban Pelecehan Seksual Menyesal Anaknya Sekolah di JIS
Ibu korban pelecehan seksual di TK Jakarta International School (JIS) menyesal telah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Advertisement