Liputan6.com, Jakarta Proses pemberian oksitosin sintesis di beberapa rumah sakit, ada yang digabung dengan prosedur lainnya, seperti bius epidural. Apakah ini berisiko?
"Ini dilakukan supaya rasa sakit berkurang. Biasanya, dilakukan di rumah sakit yang ada dokter anastesinya. Rumah sakit yang ada di kota besar, sudah ada yang melakukan ini," kata Dokter Obstetri dan Ginekologi Siloam Hospital Semanggi, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes dalam acara `SOHO #BetterU: Peran Oksitosin pada Induksi Persalinan` ditulis Jumat (18/4/2014)
Meski begitu, kata Ardiansjah menambahkan, cara ini pun tidak lepas dari efek samping. Misal, ketika mengalami pembukaan enam dan posisi kepala bayi sudah berada di bawah, ibu merasa bingung, apakah bayi sudah keluar atau belum.
"Seumpama ibu melahirkan normal (pembukaan lima dan enam) kita epidural ibu sudah kesakitan, bisa jadi kontraksi pada ibu berkurang. Di saat seperti itu, harus dikombinasi, bahkan dengan tetesan oksitosin untuk akselerasi (percepat) persalinan," kata Ardiansjah menerangkan.
Oksitosin adalah hormon pada tubuh manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi pada dinding rahim, sehingga membantu proses persalinan kelahiran.
Ardiansjah mengatakan, hormon ini akan muncul secara alami pada wanita hamil yang usia kandungannya memasuki minggu ke-36. Jadi, saat usia kandungan dirasa cukup, maka kontraksi akan muncul. Itu pun kalau oksitosin yang ada di otak kecil wanita cukup.
Â
Tapi, ketika usia kandungan sudah lewat bulan dan belum juga kontraksi, menandakan wanita itu harus menjalani tindakan induksi persalinan. Yaitu, dengan menggunakan oksitosin sintesis ini.
Ibu Hamil Sudah Lewat Masa Belum Juga Kontraksi, Bagaimana?
Proses pemberian oksitosin sintesis di beberapa rumah sakit, ada yang dikombine dengan prosedur lainnya, seperti bius epidural.
Advertisement