Liputan6.com, New York Deborah Betesh tak menyangka impiannya memiliki rambut tebal malah membuatnya harus mengalami kebotakan. Betesh termakan bujuk rayu sebuah salon untuk melakukan teknik Microdot yang bisa memperbaiki rambutnya yang menipis.
Betehs kini merasa kehilangan kepercayaan diri dan mengalami tekanan emosional.
Pihak salon berjanji teknik tersebut bisa membuat rambutnya tebal. Tapi, itu semua bohong. Alhasil, Betesh mengajukan gugatan senilai US$ 15 juta di Mahkamah Agung Manhattan.
Betesh (56) pertama kali pergi ke klinik kecantikan tersebut pada 2012 karena khawatir rambutnya semakin menipis. Menurutnya, teknik di klinik tersebut mengklaim bisa membuat rambut sesuai impiannya.
Pihak klinik juga menjelaskan, teknik transplantasi rambut menjadi alternatif yang aman dan efektif. Dan hanya dalam dua sampai empat jam setelah prosedur, rambut pendek bisa menjadi panjang dan rambut tipis bisa tebal lagi.
Pengacara Betesh, Bruce Baron, mengatakan bahwa kliennya itu merasa bahwa teknik microdot merupakan penipuan dan prakti bisnis yang menipu.
"Teknik Microdot tak hanya sama persis warna dan tekstur rambut yang alami, tapi ini memungkinkannya mencuci rambut, menggunakan pengeriting rambut, blow rambut atau bahkan mengikat ekor kuda," begitu bunyi gugatan.
Tapi hasulnya tak seperti yang diiklankan. Betesh juga diberitahu dengan teknik tersebut tak terlihat dilakukan ekstensi rambut karena mereka benar-benar menanamkannya di bawah kulit kepala.
Klinik juga meyakinkan Betesh untuk membeli lebih banyak rambut untuk menutupi kebotakan yang baru. Tapi, dalam beberapa waktu rambut Microdot yang menggunakan rambut alaminya mulai berjatuhan yang akhirnya membuatnya mengalami kebotakan permanen.
"Klinik kemudian meyakinkannya untuk membeli sebuah wig buatan permanen senilai ribuan dolar," bunyi gugatan seperti dilansir DailyNews, Kamis (24/4/2014).
Pemilik Microdot Stacy Costabile bersikeras prosedur mereka adalah nonbedah. "Kami cosmotologists . Kami bukan dokter," katanya.
Rambut tipis yang bisa menyebabkan kebotakan tak hanya dialami pria, wanitapun bisa merasakannya. Untuk itu, Spesialis Trichologist Tony Pearce dari National Trichology Services di New South Wales menjelaskan, jangan mengabaikan rambut rontok.
"Rambut adalah jaringan nonesensial dalam nutrisi, metabolisme dan hormonal. Tanda-tanda pertama adalah tekanan internal. Ini menjadi barometer yang sering terjadi di tubuh dan rambut rontok ekstrem tak boleh diabaikan," ujarnya.
Ahli Bedah Pengganti Rambut Dr Russell Knudsen di The Knudsen Clinic mengatakan ada dua jenis rambut rontok pada perempuan yakni karena genetik dan karena faktor lain. Hormon berkontribusi terhadap dua jenis kerontokan ini.
Advertisement