Sukses

Pilih Hidroponik atau Organik?

Sekilas mungkin tidak ada bedanya antara sayuran hidroponik dan organik. Namun, sebenarnya kedua jenis tidak bisa dibandingkan

Liputan6.com, Jakarta Sekilas mungkin tidak ada bedanya antara sayuran hidroponik dan organik. Namun, sebenarnya kedua jenis tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Hidroponik bisa organik tapi juga tidak dengan media tanam air. Sementara organik tidak dengan media tanam air.

Tentu saja para alhi bakal menyarankan bahan makanan yang lebih organik dibanding yang lebih banyak tercemar bahan kimia.

Pakar Gizi Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, dr. Titi Sekarindah, MS, SpGK mengatakan, bila dilihat dari cara bercocok tanam, organiklah yang sudah dipastikan kesehatannya. Karena metode hidroponik, masih belum jelas nutrisi apa yang digunakan.

"Kita lihat dulu nutrisi yang digunakan. Kalau masuk kategori organik, berarti sama seperti sayuran organik. Kalau tidak, berarti organik yang sudah jelas status sehatnya," kata Titi saat dihubungi Health Liputan6.com, Kamis (24/4/2014)

Metode organik, lanjut Titi, pupuk yang digunakan sudah jelas kealamiannya. Selain itu, metode organik juga tidak disemprot. "Paling penting, pestisidanya tidak tertinggal. Kalau tertinggal, efek kumulatifnya ini yang berbahaya. Akan semakin banyak," kata Titi menambahkan.

Dari segi harga, sayuran yang dihasilkan berkat metode keduanya tergolong mahal. Di pasaran, sayuran hidroponik dibandrol dengan harga Rp 10.000 per kilo. Sedangkan sayuran organik, berkisar di antara Rp 12.000 sampai 15.000.

Dengan begitu, kata Titi, semua dikembalikan pada individu masing-masing. Namun yang jelas, apa pun jenis sayuran yang dipilih, pengolahannya yang terpenting.

"Kalau organik ini kan tergolong mahal. Pun hidroponik. Pandai-pandai kita memilih saja. Apa pun itu, cuci bersih dengan air mengalir," kata Titi menerangkan.