Sukses

Duh, Ayah Berikan Balitanya Rokok untuk Diisap!

Perbuatan seorang ayah di sebuah video cukup mengagetkan. Si pria dewasa terlihat memberikan rokoknya ke balitanya.

Liputan6.com, London Ayah perokok sebisa mungkin menjauhi anaknya saat menghisap tembakau itu. Tapi, perbuatan seorang ayah di sebuah video cukup mengagetkan. Si pria dewasa terlihat memberikan rokoknya beberapa kali ke seorang balita yang diduga anaknya.

Sang ayah tanpa rasa bersalah merokok di depan putranya itu dan mengebulkan asapnya. Usai pria itu merokok, balita tersebut meminta rokoknya. Pria yang bertelanjang dada itupun memberikan rokoknya ke balita yang juga tak mengenakan pakaian.

Seperti dilansir MailOnline, balita laki-laki itu terlihat meletakkan rokok ke dalam mulutnya dan seakan-akan mengeluarkan asap, meniru sikap pria dewasa. Bahkan sang balita tertawa apabila diberikan rokok.

Usai si balita merokok, pria dewasa tersebut juga tertawa seakan-akan penampilan anaknya itu lucu. Rekaman yang berlangsung lebih dari dua menit diduga difilmkan di Rusia. Dalam video itu juga terdengar seorang wanita yang tertawa.

Ketika si pria enggan memberikan rokoknya, sang balita menangis dan menunjuk ke rokok yang ada di atas meja. Anehnya, ayah balita itu memberikan rokok baru tersebut beserta koreknya.

Video yang muncul di LiveLeak ini memicu emosi dari penontonnya dengan menuliskan komentar yang keras. "Ini adalah pelecehan anak... Ini perlu dikirim ke pihak berwenang," tulis salah satu komentar dari Kingbooter.

Anak-anak yang hidup dengan orangtua perokok aktif berisiko mengalami kerusakan permanen pada pembuluh darahnya. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa paparan asap rokok yang berasal dari orangtua mengarah pada penebalan dinding arteri anak, yang berisiko pada serangan jantung dan stroke di kemudian hari.

"Studi kami menunjukkan bahwa paparan asap rokok pasif pada anak menyebabkan terjadinya kerusakan langsung dan permanen pada struktur arterinya," kata salah seorang peneliti di Epidemiologi Kardiovaskular di Menzies Research Institute di Tasmania dan University of Tasmania, Dr. Seana Gall.

Para peneliti memerkirakan, perokok pasif menyebabkan terjadinya peningkatan lebih cepat 3,3 tahun ketika anak itu dewasa.

Lihat video di sini