Liputan6.com, Jakarta Sindrom kematian mendadak atau yang sering disebut Sudden Arrhythmia Death Syndromes/SADS merupakan kematian tiba-tiba yang disebabkan oleh kelainan irama jantung. Kasus yang langka ini umumnya menimpa orang muda, bahkan dalam keadaan sehat. Kejadian yang fatal biasa disebabkan karena irama jantung abnormal, yang dikenal dengan ventricular fibrillation (VF).
Konsultan Jantung dan Electrophysiologist dari Asian Heart & Vascular Centre, Gleneagles Medical Centre Singapore, Dr Jeremy Chow, MBBS, MRCP(UK), MRCP(London), M.Med (Int Med), FAMS mengatakan, kondisi ini sebenarnya dapat diperiksa dan seringkali hal yang tidak diinginkan ini dapat dicegah dengan memasang implantable cardiac defibrillator (ICD)
ICD adalah perangkat elektronik kecil yang dipasang di dalam dada untuk mencegah terjadinya kematian jantung mendadak (SCD) akibat serangan jantung yang disebabkan karena irama jantung abnormal dan berdetak cepat (takikardia), dan mengancam jiwa.
"ICD yang tertanam di dada cara kerja mirip dengan alat pacu jantung. ICD mampu memantau dan akan memberikan shocks ke jantung apabila tiba-tiba berhenti, dan mengembalikan irama jantung ke kondisi normal," kata dia menjelaskan dalam temu media di Novotel Mangga Dua Square, Jakarta, ditulis pada Rabu (30/4/2014)
Dengan kata lain, ICD tidak dapat mencegah terjadinya tidak normalnya irama jantung yang mengancam jiwa. Tapi, ICD akan menerima `sinyal` dengan cepat untuk menghentikan dan mengembalikan irama jantung seperti semula.
Saat dipasang, pasien tidak akan dibius total, hanya bius lokal. Selanjutnya, kabel yang ada pada ICD akan disembunyikan ke dalam jantung.
Harus diingat, pasien yang menggunakan ICD, tidak dapat dengan leluasa melakukan aktivitas seperti olahraga intens, dan melakukan kegiatan di air.
"Peralatan listrik tertentu dengan medan magnet yang kuat dapat mengganggu ICD. Namun tak perlu khawatir, sebagian besar peralatan rumah tangga dalam keadaan baik dan aman," kata dia menambahkan.
Untuk biaya pemasangan ICD di rumah sakit tempat Jeremy bertugas, pasien akan dikenakan 15 sampai 30 ribu dollar Singapura (Rp 137,9 sampai 275,9 juta). "Baterai dari ICD ini sendiri tahan selama 10 tahun," kata dia menerangkan.
Pasien yang harus dipasangkan ICD
Pasien dengan risiko serangan jantung mendadak karena takikardia ventrikel (denyut jantung cepat yang dimulai di ruang jantung bagian bawah) dan fibrilasi (detak adalah kategori pasien yang harus dipasangi ICD. Dr Jeremy mengidentifikasi beberapa kelompok pasien yang harus mendapatkan pengobatan modern seperti ini:
a. Pasien yang selamat dari serangan jantung
b. Pasien dengan takikardia ventrikel yang secara signifikan mengurangi jumlah darah yang disampaikan oleh jantung, sehingga tekanan darah rendah
c. Pasien dengan kerusakan otot jantung yang signifikan dari sebelum mengalami serangan jantung, dan memiliki takikardia ventrikel yang tidak dapat disembuhkan dengan obat
d. Pasien dengan risiko tinggi untuk kematian jantung mendadak akibat serangan jantung, berdasarkan riwayat penyakit jantung dan temuan dari ekokardiogram dan EKG
Skrining atau tes kesehatan jantung
Anda yang memiliki keluarga dengan riwayat kematian jantung mendadak dianjurkanmenjalani pemeriksaan kesehatan jantung. "Sedini mungkin lakukan skrining, akan lebih baik. Apalagi saat skrining usia sudah 35 tahun. Permulaan yang sangat bagus," kata Dr Jeremy menjelaskan.
Berikut beberapa jenis skrining yang dapat Anda lakukan, terlebih bila memeriksakannya ke Asian Heart & Vascular Centre (AHVC).
a. 12 Lead ECG, 24-48 hour Holter
b. Treadmill exercise stress test
c. 2D Echocardiography
d. Computer Tomography (CT) Coronary Angiogram and calcium score
e. Myocardial perfusion scan (MIBI)
f. Coronary Angiography
g. Genetics Testing
Kematian jantung mendadak pada orang di bawah usia 40 tahun, memang langka. Maka, sejak dini /muda usahakan menjalani pola hidup sehat. Hindarilah kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, agar tubuh dan jantung senantiasa sehat.
Â