Liputan6.com, Jakarta Bila sebelumnya virus korona dicurigai berasal dari manusia. Penelitian terbaru mengungkapkan kalau virus korona berasal dari unta. Menurut para ilmuwan, virus tumbuh dari hidung binatang berpunduk itu.
Melansir laman CBC, Rabu (30/4/2014) dua unta di Arab Saudi dicurigai sebagai penyebar virus karena cocok dengan virus korona yang ditemukan pada manusia.
Baca Juga
"Masuk akal bila unta diduga menginfeksi pada manusia. Temuan ini memperkuat argumen bahwa unta adalah perantara untuk virus," kata Direktur asosiasi Pusat Infeksi dan Imunitas di Columbia University di New York, Thomas Briese.
Advertisement
Meski belum cukup yakin dengan penelitian tersebut, tapi dokter spesialis penyakit menular di Toronto’s Mount Sinai Hospital yang ikut meneliti virus korona bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Allison McGeer mengungkapkan kemungkinan unta menularkan penyakit ke manusia bisa saja terjadi. Ini karena virus korona telah ada di unta sejak 1990an dan manusia yang kena virus ini dari 2012.
Sementara itu, dokter Hewan di Riyadh, Dr Ehab Al-Shabori tidak percaya bila yang menyebarkan virus adalah unta. "Jika Anda berspekulasi tentang kebenaran kasus itu, kami rasa tidak ada. Tapi kami jelas perlu memahami apa yang terjadi dan bagaimana hal itu terjadi."
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa kebanyakan kasus penularan virus korona tidak terkait unta melainkan penularan antar manusia. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa mencatat hingga 29 April ada 345 kasus virus korona yang menyebar melalui pekerja sektor kesehatan.Â
Adapun lonjakan kasus beberapa hari ini dikaitkan dengan virus asam nukleat yang biasanya dialami bianatang ternak di kawasan Arab. "Teorinya adalah ada infeksi pada bayi unta yang baru lahir," kata McGeer.
Sebagai tindakan pencegahan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sejauh ini tidak pembatasan perjalanan ke negara-negara Arab. Hanya saja, WHO meminta setiap negara untuk meningkatkan pengawasan dalam mendeteksi setiap kasus penyakit pernafasan parah dengan cepat dan menguji mereka.
Sejauh ini, delapan anggota staf WHO masih berada di Arab Saudi dan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan setempat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang virus korona. Mereka juga mencoba menentukan saran kesehatan terbaik bagi semua orang di seluruh dunia.