Liputan6.com, New York Posisi tidur bayi bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (Sudden infant death syndrome/SIDS). Namun, membiasakan bayi tidur terlentang bisa mengurangi risikonya. Sayangnya, banyak orangtua di Amerika Serikat (AS) yang tak menempatkan bayinya tidur terlentang.
Kebanyakan orangtua menidurkan bayinya, baik yang lahir normal atau prematur dengan posisi tengkurap atau menyamping.
Sebuah penelitian menemukan, setengah orangtua di AS tak mengikuti pedoman yang merekomendasikan menidurkan anaknya terlentang. Hanya sekitar dua per tiga bayi yang lahir di AS yang posisi tidurnya terlentang. Dan
"Posisi tidur terlentang secara signifikan mengurangi risiko bayi mengalami SIDS, itu mengkhawatirkan hanya dua pertiga dari bayi yang lahir di AS yang tidurnya terlentang," kata Neonatologist di Boston Children's Hospital and South Shore Hospital di Massachusett, Dr Sunah Hwang, seperti dikutip LiveScience, Senin (5/5/2014).
Yang lebih memprihatinkan, sedikitnya bayi prematur yang menerapkan posisi tidur yang aman. Padahal, bayi prematur risiko mengalami SIDS lebih besar dibandingkan bayi yang lahir cukup besar.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sindrom kematian bayi karena SIDS tak bisa dijelaskan. Lebih dari 2.000 bayi AS meninggal karena SIDS pada 2010. Dan ini merupakan penyebab utama kematian bayi di bawah usia 1 tahun.
Survei menanyakan para ibu baru setelah meninggalkan rumah sakit. Penelitian difokuskan kepada hampir 400 ribu bayi yang lahir di 36 negara. Meskipun peneliti tak yakin penyebab SIDS sebenarnya, mereka tahu bahwa tidur terlentang menurunkan risiko kematian bayi di tahun pertama kehidupannya.
Penelitian ini disajikan di Pertemuan Tahunan Pediatric Academic Societies (PAS) di Vancouver.