Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada terapi spesifik terhadap virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV).
Meski begitu, Tjandra mengatakan pengobatan virus korona mencakup:
1. General supportive care
Advertisement
2. Mencegah terjadinya sepsis (infeksi yang umumnya disebabkan bakteri atau virus)
3. Kemungkinan pilihan obat, berturut-turut sesuai kemungkinan efikasinya (Â respon maksimal yang dihasilkan suatu obat) seperti:
a. Plasma konvalesens
b. Interferon
c. Protease inhibitor
d. Immunoglobulin intravena
e. Nitazoxanide
f. Cyclosporin A
g. Ribavirin
h. Kortikosteroid
i. Interferon plus Ribavirin
j. Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP4, atau dikenal dengan CD 26)